Tak Kurang Cairan Meski Puasa di Tanah Suci

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari

Kamis 02 Jun 2016 12:09 WIB

Segelas air minum Foto: pixabay Segelas air minum

REPUBLIKA.CO.ID, Melaksanakan ibadah umrah dan haji  memiliki bermacam rintangan, salah satunya adalah cuaca. Cuaca dengan suhu ekstrem panas menjadi salah satu cobaan tersendiri bagi jamaah yang sedang malaksanakan ibadah puasa, sehingga tak jarang banyak yang jatuh sakit akibat tidak kuat menahan dahaga akibat cuaca yang panas.

 

Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, Dr. Muchtaruddin Mansyur, MS, SpOk, PhD  mengungkapkan jamaah wajib memperhatikan asupan cairannya setiap buka puasa dan sahur. Asupan cairan ini sangat penting agar tubuh tetap sehat, terlebih dengan cuaca yang panas tersebut keringat akan terus mengalir dan membuat jamaah mudah terkena dehidrasi.

 

“Tidak ada syarat khusus bagi jamaah yang hendak melaksanakan ibadah puasa di tanah suci, yang terpenting perhatikan asupan cairan. Konsumsi cairan harus dua kali lebih banyak dibandingkan ketika jamaah berpuasa di Tanah Air,” katanya, beberapa waktu lalu.

 

Asupan cairan yang disarankan adalah dua liter air sehari yang dapat diminum pada saat berbuka dan sahur. Asupan cairan tidak hanya bisa didapatkan dari air mineral, namun bisa juga di dapatkan dari kuah sayur, sari buah dan makanan yang kaya akan cairan lainnya.

 

Selain itu jamaah seminim mungkin juga harus menghindari aktivitas di luar ruangan, kecuali jika aktivitas tersebut merupakan bagian dari ibadah umrah atau haji. Sementara, untuk makanan sendiri sang dokter mengatakan bahwa tidak ada makanan khusus bagi jamaah agar tetap bugar saat menjalankan puasa di tanah suci.

 

“Sebaiknya perbanyak konsumsi buah dan sayur, tapi apabila diperlukan boleh juga mengonsumsi vitamin tambahan untuk membantu tubuh agar tetap bugar. Hindari mengkonsumsi minuman kaleng atau bersoda, karena hanya akan membuat tubuh menjadi lemas dan mudah haus,” lanjutnya.

 

Ditemui dalam kesempatan yang berbeda, dokter rehabilitasi medic dari RS Mitra Keluarga Cibubur, dr. Ade Sri Wahyuni, SpRM juga mengungkapkan meskipun puasa namun jamaah tetap harus melaksanakan peregangan tubuh setiap hari. Ini berguna untuk melatih tubuh agar tetap bugar dan otot-otot menjadi tetap kuat meskipun tubuh sedang berpuasa.

 

“Stretching atau merenggangkan otot tidak memakan banyak tenaga, kebanyakan orang ketika berpuasa biasanya membatasi aktivitas fisik. Akan tetapi stretching tetap bisa dilakukan guna melatih otot-otot agar tidak lemas,” kata Ade.

 

Jika hal-hal ini dapat dilakukan dengan baik oleh para jamaah, maka di harapkan ibadah puasa yang dilakukan pada saat melaksanakan ibadah umrah atau haji bisa berjalan lancar. Khususnya tanpa ada kendala kesehatan yang dapat menghambat jalannya ibadah tersebut.

Terpopuler