REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan seperti saat ini cenderung stabil di level yang tinggi.
"Dua minggu lalu harga kebutuhan pokok stabil. Tapi jika dibandingkan tahun lalu atau dua bulan lalu, ini harganya sudah naik duluan. Jadi memang stabil, tapi pada harga tinggi," katanya seusai rapat koordinasi tentang tol laut di Jakarta, Senin (30/5).
Sesuai arahan Presiden Jokowi, lanjut Rizal, pemerintah tidak ingin hanya terpaku pada stabilitas harga. Pemerintah, kata dia, harus bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok hingga batasan yang wajar dan sesuai.
"Permintaan Presiden itu supaya diturunkan harga (bahan pokok). Kalau cuma stabil saja tidak cukup, harus diturunkan. Itu kenapa Presiden perintahkan harga daging harus turun jadi Rp 80 ribu. Itu karena pemerintah dapat merasakan kesulitan yang dihadapi rakyat biasa dan ada cara agar harga bisa diturunkan," tuturnya.
Khusus untuk wilayah timur Indonesia, yang mengalami kenaikan harga tanpa mengenal musim, kini bisa dibantu dengan adanya tol laut. Program yang diusung Presiden Jokowi tersebut diklaim bisa menekan disparitas harga kebutuhan pokok di Indonesia timur dan barat yang tinggi.
"Dengan adanya tol laut ini, (harga bahan pokok) bisa turun 20-40 persen. Ini manfaat paling besar dari tol laut," ujarnya.
Dalam rakor tentang tol laut itu, disebutkan bahwa program yang telah diresmikan sejak November 2015 itu telah berjalan cukup baik. Kemenko Kemaritiman bahkan mengklaim program tol laut telah menekan harga kebutuhan pokok dan barang-barang terutama di daerah Indonesia timur.
Dalam catatannya, harga barang di Namlea, Kabupaten Buru, Kepulauan Maluku, seperti beras, daging ayam, telur, terigu, gula pasir hingga semen turun antara 15 persen hingga 49 persen. Sayangnya, penurunan harga belum terasa hingga di daerah pedalaman dan pegunungan karena masih terkendala moda transportasi.