Pelajar Muslim Diwajibkan Ikut Pesantren Kilat

Red: Achmad Syalaby

Senin 30 May 2016 06:33 WIB

 Sejumlah siswa-siswi membaca Juz Amma saat mengikuti kegiatan pesantren kilat Ramadhan. Foto: Republika/Prayogi Sejumlah siswa-siswi membaca Juz Amma saat mengikuti kegiatan pesantren kilat Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, menggelar pesantren kilat bagi pelajar di kota itu, pada bulan Ramadhan 1437 Hijriyah.

"Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan yang dipusatkan di Masjid dan Mushalla yang ada di lingkungan pelajar sebagai upaya menghidupkan rumah ibadah menjadi pusat kegiatan keagamaan," kata Kepala Bagian Kesra Setdako setempat, Zardinal Basyir, di Sawahlunto, Ahad (29/5).

Pesantren kilat tersebut, lanjutnya, merupakan pelaksanaan untuk kedua kalinya oleh pihak pemerintah kota itu, yang akan berlangsung selama 6 hari."Kegiatan pesantren tersebut nantinya diikuti kalangan pelajar mulai dari tingkat SD, SLTP dan SLTA," ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk pelajar setingkat SLTA diwajibkan mengikuti pesantren setelah waktu sahur hingga waktu Shalat Dhuha. Sementara untuk tingkat SLTP, kegiatan dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga waktu Shalat Zuhur dan pesantren untuk pelajar SD dijadwalkan dari waktu Zuhur hingga waktu Ashar.

Untuk materinya, jelasnya, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan para mubaligh agar dapat memberikan materi yang berkaitan dengan aqidah, ibadah serta akhlakhul karimah.

"Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu agama yang berguna bagi generasi muda untuk bekal hidup dimasa yang akan datang," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, menginstruksikan kepada seluruh pengurus Mesjid dan Musholla untuk membentuk kepanitiaan pesantren kilat di tempat masing - masing."Instruksi tersebut juga ditujukan kepada Mubaligh, guru agama dan ustadz ustadzah agar berperan aktif dalam kegiatan pesantren ini", kata dia.

Kegiatan tersebut mendapat sambutan baik dari kalangan orang tua, karena dapat membantu pembentukan karakter anak mereka dengan memanfaatkan momentum pelaksanaan ibadah puasa selama Ramadhan.

"Anak - anak bisa menambah bekal iman dan taqwa mereka agar terbentengi dari perbuatan tidak terpuji sejak usia muda sebagai generasi penerus bangsa," kata salah seorang orang tua pelajar, Siti Aisyah (36).