REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sudah sepatutnya umat Islam berbahagia dan bergembira dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Namun, di tengah-tengah kegembiraan, umat juga perlu melakukan sejumlah persiapan keimanan sebelum benar-benar memasuki Ramadhan.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) KH Prof Ahmad Satori Ismail menilai, ada beberapa aspek yang perlu disiapkan umat sebelum memasuki Ramadhan. Yakni aspek fikriah, amaliah, jasadiah, dan qolbiah.
Aspek fikriah, kata Kiai Satori, berkaitan dengan persiapan ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan. Seperti, fikih tentang puasa. "Yakni ilmu tentang puasa, melingkupi syarat, rukun, dan sunah puasa, serta apa saja yang membatalkan puasa," tuturnya kepada Republika.co.id, Selasa (24/5).
Selain itu, lanjutnya, aspek amaliah yakni apa saja yang perlu dilakukan umat untuk mengoptimalkan ibadah ketika Ramadhan. Dalam hal ini, Kiai Satori menyinggung perihal harta yang perlu disisihkan umat untuk bersedekah dan berzakat kepada kaum dhuafa. Dengan hal tersebut, ia menilai, ibadah di bulan Ramadhan akan melimpahkan lebih banyak keberkahan.
Sedangkan aspek jasadiah, kata Kiai Satori, bertautan dengan hal kesehatan atau kebugaran. "Jadi kita perlu mempersiapkan jasad kita agar selalu sehat sehingga bisa mengoptimalkan ibadah ketika bulan Ramadhan," ucapnya menerangkan.
Lalu aspek terakhir, yakni qolbiah, kata Kiai Satori, bersentuhan dengan akhlak dan keikhlasan umat. "Dalam hal ini, umat perlu menjauhi segala hal yang bisa merusak puasa, seperti dengki, marah, takabur, dan penyakit hati lainnya," ujarnya.
Menurut Kiai Satori, hal ini perlu dilakukan umat karena Ramadhan adalah bulan mulia. Dia menjelaskan, pada bulan ini, selain dilipatgandakan amal ibadah manusia, Allah SWT juga menurunkan wahyu yang menjadi tuntunan umat, yakni Alquran.
Seperti yang telah termaktub dalam surah al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi, "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu."