REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Tradisi 'Bantai' (menyembelih) hewan kerbau atau sapi merupakan salah satu budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat Sumatra Barat dan Riau menjelang bulan suci Ramadhan. Kerbau yang dibantai itu merupakan hasil batobo.
Hewan kerbau dibeli oleh warga secara batobo (bekerja sama atau patungan). Untuk membeli seekor kerbau, setiap orang membayar iuran kepada ketua kelompok batobo.
Satu kelompok batobo terdiri atas 20 orang atau 50 orang dari berbagai suku sebagai bentuk kebersamaan. Jadi, harga satu ekor kerbau 'Bantai' itu dibagi rata sesuai jumlah anggota batobo.
Kerbau yang telah dibeli itu diikat di lapangan tempat hewan tersebut akan disembelih pada keesokan harinya. Pada malam sebelum hari 'Bantai', warga menjaga tempat penyembelihan hingga pagi hari. Warga biasanya berjaga sambil memeriahkan malam tersebut dengan alunan musik tradisional.
Hari 'Bantai' akhirnya tiba pada keesokan paginya. Kerbau yang dibeli secara bersama-sama itu disembelih lalu dibagi-bagikan kepada masyarakat untuk dikonsumsi sehari menjelang Ramadhan.
Warga di setiap rumah akhirnya bisa menikmati menu hidangan utama daging bantai yang dibeli secara batobo. Daging tersebut ada yang diolah menjadi rendang, gulai kalio ataupun gulai kari.