Ruwahan, Bermaaf-maafan Sebelum Masuki Ramadhan

Red: Didi Purwadi

Selasa 07 Jun 2016 14:41 WIB

Warga Pangkalpinang melakukan ziarah kubur sebelum menggelar tradisi sedekah ruwahan (ilustrasi) Foto: Republika/Raisan Al Farisi Warga Pangkalpinang melakukan ziarah kubur sebelum menggelar tradisi sedekah ruwahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), punya tradisi dalam menyongsong bulan suci Ramadhan. Mereka mengelar tradisi sedekah ruwahan dan berziarah ke kuburan sanak famili.

"Sedakah ruwah ini sudah menjadi tradisi setiap menyambut bulan suci Ramadhan," kata Fadli, salah seorang warga Pangkalpinang, seperti dikutip dari Pusat Data Republika.

Sebelum mengelar sedekah ruwahan, kata dia, pihaknya dan sanak famili lainnya melakukan ziarah ke kuburan orang tua, nenek dan famili lainnya yang telah meninggal dunia. Mereka selanjutnya mengelar sedekah ruwah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Menurut dia, sedakah ruwahan ini sudah menjadi tradisi bersuka cita dan saling memaafkan menyambut bulan suci Ramadhan. "Sedakah ruwah ini dengan mengundang ustadz, tetangga, sanak famili dan kerabat jauh lainnya ke rumah berdoa dan makan bersama," ujarnya.

Selanjutnya, saling memaafkan karena akan memasuki bulan suci Ramadhan. "Menjelang puasa Ramadhan, hampir seluruh masyarakat Bangka mengelar sedakah ruwah di rumahnya masing-masing, masjid dan mushallah," ujarnya.

Terpopuler