Kenduri Ketupatan di Pertengahan Ramadhan

Red: Didi Purwadi

Selasa 21 Jun 2016 11:11 WIB

Tradisi Kenduri Ketupatan di Binjai. Foto: Antara Tradisi Kenduri Ketupatan di Binjai.

REPUBLIKA.CO.ID, BINJAI -- Warga Binjai, Sumatera Utara, punya tradisi unik dalam mengisi bulan penuh berkah Ramadhan. Ketika melewati 15 hari Ramadhan, mereka menggelar tradisi kenduri ketupatan.

"Ya ada kenduri ketupatan setelah 15 hari Ramadhan dijalankan," kata warga Kota Binjai, Mahruzar, seperti dikutip dari Pusat Data Republika.

Uniknya kenduri yang dilaksanakan hanya menghidangkan kutupat sebagai menu utama yang disantap usai melaksanakan doa syukuran.

"Ini dilakukan setiap melewati hari ke 15 puasa Ramdahan, di mana hampir seluruh warga lingkungan membuat sarang ketupat di rumah masing-masing," katanya.

Sarang ketupat yang dibuat ini bukan untuk dijual sebagai pertanda menyambut datangnya lebaran, namun sarang ketupat yang dibuat dari daun kelapa muda atau yang dikenal dengan sebutan janur ini sengaja dibuat warga dan diisi dengan beras ketan dan diolah hingga masak.

Kemudian ketupat yang sudah jadi ini akan dibawa ke masjid dan dikumpulkan dengan ketupat buatan warga lainnya, lalu menjadi menu utama saat digelarnya acara kenduri ketupatan usai shalat Taraweh malam harinya. "Ini sudah menjadi tardisi warga di sini, dimana setiap tahunnya mereka melaksanakannya," katanya.

Ketupat melambangkan bahwa mereka telah melaksanakan puasa Ramadhan selama 15 hari atau setengah bulan, dan akan terus melaksanakan ibadah puasa hingga memasuki lebaran nanti.

Makanya sebelum warga memakan ketupat yang telah dihidangkan dan dikumpulkan dari seluruh warga, para warga yang hadir mulai membacakan doa syukur dan bermohon kesehatan kepada Allah SWT agar para warga bisa terus melaksanakan puasa hingga usai.

"Ini merupakan tradisi saja, bukan ada hal lain," tegasnya. Selain merupakan wujud syukur atas nikmat kesehatan diberikan Allah, warga juga berharap bisa melaksanakan ibadah puasa hingga berakhirnya bulan Ramadhan.

Terpopuler