REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan memunculkan berbagai tradisi yang unik dari berbagai daerah dan suku. Tak terkecuali warga Betawi yang punya tradisi rantangan atau nganter nasi dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Tradisi asli Betawi ini merupakan salah satu budaya yang selalu dilakukan masyarakat Betawi dalam menyambut Ramadhan.
"Nganter Nasi adalah tradisi asli Betawi yang telah menjadi budaya sejak dulu dan masih terjaga sampai saat ini," kata Tabroni, sesepuh di Kampung Betawi yang terletak di kawasan Situ Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Tradisi nganter nasi adalah tradisi berupa memberikan hantaran bingkisan makanan kepada orang terdekat yang berusia lebih tua. Ini termasuk para tetangga sepuh.
Nganter Nasi identik dengan hantaran yang berisi makanan diantaranya adalah daging, nasi dan kue yang biasanya berupa dodol Betawai. ''Hantaran tersebut biasanya diberikan dengan menggunakan rantang makanan," katanya seperti dikutip dari pusat data Republika.
Rantang, kata Tabroni, merupakan salah satu hal yang identik dalam tradisi ini, sehingga sudah menjadi tradisi bahwa setiap keluarga yang akan memberikan hantaran selalu menggunakan rantang.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam rantang yang biasanya terbagi dalam tiga susunan tersebut dapat diisi dengan daging, nasi dan dodol Betawi. Karena rantang biasanya terdiri atas tiga susun, maka ketiga jenis makanan tersebut dapat termuat dalam satu rantang sekaligus.
"Rantang identik dengan tradisi ini karena dirasa paling sesuai dan mudah dalam mengemas hantaran tersebut, dengan menggunakan rantang maka hantaran dapat terkemas dengan praktis dan mudah," katanya.
Meskipun tradisi ini identik dengan pemberian kepada kerabat yang lebih tua, namun pihak kerabat yang lebih tua seringkali juga memberikan makanan kepada kerabat yang memberi, sehingga rantang yang dikembalikan kepada pemberi tidak dalam keadaan kosong.