REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT PLN Distribusi Jawa Timur menjamin pasokan listrik di wilayah itu aman selama bulan Ramadhan sebab telah dilakukan perawatan sejumlah infrastruktur secara keberlanjutan untuk pelayanan masyarakat.
Manager Bidang Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jatim Wisnu Yulianto di Surabaya, Senin (23/5) mengatakan seperti pada Ramadhan sebelumnya beban puncak listrik di Jatim akan terjadi pada pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, atau saat berbuka puasa.
"Setelah itu kembali normal, dan beban akan naik kembali pada saat sahur atau sekitar pukul 03.00 WIB hingga pagi pukul 06.00 WIB, sesuai dengan data tahun-tahun sebelumnya saat Ramadhan," ucapnya.
Wisnu mengatakan untuk beban puncak saat berbuka puasa biasanya berada pada kisaran 4.800 Mega Watt (MW), sedangkan di hari biasa hanya berada pada kisaran 4.500 MW hingga 4.600 MW, sedangkan saat sahur menjadi 4.500 MW.
"Pada siang hari beban listrik hanya mencapai 4.300 MW, namun pada saat puasa malah turun di bawah angka tersebut," katanya.
Wisnu mengaku daya tampung PLN Jatim masih surplus 2.600 MW, diukur dari daya tampung listrik harian Jatim sebesar 8.600 MW dengan beban puncak harian sebesar 6.000 MW, sehingga dengan angka itu dipastikan pasokan listrik selama Ramadhan hingga Lebaran aman dan terkendali.
"Kami terus berusaha melakukan hal yang terbaik bagi pelanggan listrik di Jatim dalam melakukan Ibadah Puasa. Dan kami telah siap kondisikan pasokan listrik selama Ramadhan dan Lebaran agar tetap aman," ucapnya.
Wisnu mengatakan, hingga kini jumlah pelanggan listrik di Jatim mencapai 10,2 juta pelanggan, dan target 2016 diharapkan bisa menambah 500 ribu pelanggan lagi. Sumber listrik Jatim dipasok dari pembangkit listrik di sejumlah tempat di antaranya, PLTU Paiton (Probolinggo), Tuban, Gresik dan Pacitan.