REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya program mudik gratis yang diadakan instansi pemerintah dan swasta jelang Lebaran lalu, diprediksi akan membuat jumlah penumpang arus balik yang menggunakan jasa angkutan bus melonjak tajam. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta kepada Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk mengantisipasi hal ini.
Jonan mengungkapkan, program mudik gratis hanya memfasilitasi perjalanan mudik ke kampung halaman saja, tanpa menyediakan angkutan untuk kembali ke Jakarta. Bagi yang belum mengantisipasinya dengan membeli tiket kereta api atau pesawat, tentu angkutan jalan raya menjadi solusi. Peningkatan pemudik yang menggunakan bus, lanjut Jonan, diprediksi akan terjadi mulai tanggal 21 Juli hingga 26 Juli, mendatang.
Kementerian Perhubungan mencatat, setidaknya ada 200 ribu penumpang yang mengikuti program mudik gratis yang disediakan oleh sejumlah instansi. Dari angka tersebut, 40 ribu kursi disediakan oleh instansi pemerintah, 78 ribu kursi oleh BUMN, dan sisanya oleh instansi swasta.
"Kecuali yang dilakukan pemerintah, banyak juga di luar itu tidak termasuk (angkutan) baliknya, dia baliknya naik apa? Ya pasti naik bus. Jadi banyak terminal, misal Semarang, Kutoarjo, Solo, Jogja, Surabaya, Tuban, banyak dipenuhi, dan Jabar bagian selatan arah Bandung. Karena mudik gratis tidak termasuk arus balik. Ini yang perlu diantisipasi," jelas Jonan, Senin (20/7).
Jonan menyebutkan, berbeda dengan angkutan kereta api atau pesawat yang puncak arus mudik dan balik bisa terpantau jelas melalui penjualan tiket, angkutan jalan raya sulit untuk diprediksi kapan puncak arus balik secara pasti.
Mengantisipasi hal ini, Jonan berniat mendesak Organda dan Pelni untuk membenahi sistem pembelian tiket bus dan kapal. Ke depannya, kedua moda transportasi ini akan bisa dibeli tiketnya dengan sistem online. Artinya, jauh-jauh hari pemudik sudah bisa memesan tiket bus maupun kapal. Jonan meyakini dengan sistem ini nantinya, pemudik bisa terpantau dengan baik.
"Jadi orang kalau naik kapal bisa beli di agen. Selama ini orang ke pelabuhan kalau nggak dapat tiket harus tunggu beberapa hari. Pelabuhan Tanjung Mas dan Makassar bisa terasa arus balik ada puncaknya karena sebagian gak bisa diestimasi. Ini buruk sekali harus diubah tahun depan," ujar Jonan.
Berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan, secara normal 164.670 unit kenderaan baik roda 2 ataupun 4 masuk Jabodetabek setiap harinya. Namun, pada H+2 Lebaran kemarin baru ada 40.392 unit kendaraan yang tercatat. Angka ini turun dibanding arus balik tahun lalu sebanyak 184.069 unit kendaraan yang masuk Jabodetabek pada H+2.
Sedangkan, catatan oleh 83 terminal di 24 propinsi menyebutkan, hingga H+2 terdapat 5.885 unit bus diberangkatkan dan 5.938 unit bus datang.