REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Warga Pulau Madura masih memegang kuat tradisi Lebaran Ketupat, yakni perayaan tujuh hari pasca Lebaran. Setelah enam hari puasa pada 2-7 Syawal, warga Madura akan menggelar doa bersama, menikmati hidangan ketupat, serta plesir ke tempat-tempat wisata.
Kuatnya tradisi Lebaran Ketupat di lingkungan warga Madura memengaruhi pola arus mudik dan balik warga dari dan ke Pulau Madura. Kepala Gerbang Tol Suramadu Suharyono memprediksi, puncak arus balik dari Pulau Madura ke Surabaya terjadi pada hari Sabtu dan Ahad, 25-26 Juli 2015.
Suharyono melaporkan, sejak hari ketiga Lebaran atau H+2, angka kendaraan yang melintas di Jembatan Suramadu tidak mengalami fluktuasi berarti. Ia merinci, pada H+2 kemarin, jumlah kendaraan roda empat (R4) yang melintas dari arah Madura ke Surabaya mencapai 1480 unit. Sementara kendaraan roda dua (R2), ia melanjutkan, mencapai 33.185 unit.
“Sementara dari arah Surabaya menuju Madura, R4 mencapai 12.300. R2 mencapai 22 ribu,” ujar Suharyono dihubungi melalui saluran telepon, Senin (20/7).
Sejak arus mudik lalu, menurut Suharyono melaporkan, tidak terjadi kecelakaan fatal yang sampai merenggut nyawa. Hanya saja, ia menyampaikan, kecelakaan kecil terjadi hampir setiap hari. Kecelakaan kecil di atas Jembatan Suramadu, menurut Suharyono, seluruhnya dialami pengendara sepeda motor.
Bentuknya, menurut dia, ada yang bersenggolan sesama sepede motor, ada juga jatuh dengan sendiri (kecelakaan tunggal). “Kalau kecelakaan ringan, motornya rusak, kita luncurkan mobil pengangkut untuk mengantar hingga ke ujung jembatan,” ujar dia.