REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Brebes Timur dikategorikan agregat B, yang terdiri dari lapisan pasir dan aspal tipis. Tol sepanjang 20,6 kilometer ini berdebu dan licin, selain itu tak ada penerangan jalan di sepanjang rutenya yang membuat malam di sini gelap gulita.
Tol darurat yang dioperasikan untuk mengurai kemacetan di pertigaan Brebes kota sebagai dampak keluarnya kendaraan dari Exit Tol Cipali di pintu tol Pejagan ini mulai kerap digunakan di musim mudik 2015. Meski dalam kondisi serba kekurangan tol ini memang menjadi solusi saat Brebes sebagai gerbang masuk Pantura Jawa Tengah padat.
Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Brigjen Sambudi Gusdian mengimbau para pemudik yang melewati jalan darurat ini selalu waspada. Selain jarak pandang akan berkurang di waktu malam, kemungkinan siang hari penglihatan terganggu juga besar.
"Hati-hati untuk perlahan saja saat melewati ruas di tol ini, kalau lebih dari 40km/jam jalan akan langsung berdebu akibat," ujar Sambudi kepada Republika.
Dia menambahkan, meski kondisi tol darurat ini kurang mendukung, kepolisian akan senantiasa menjaga keamanan dan kenyamanan pengendara. Sambudi berujar, ribuan pasukan kepolisian sengaja disiapkan di Brebes, khususnya untuk menangani pengamanan di tol darurat ini.
Sepanjang tol, berdiri pos-pos pengamanan yang juga ditunjang oleh kehadiran mobil cepat tanggap dari kepolisian. Mobil penyiram tol dari dinas terkait juga selalu lalu lalang untuk menyiram jalanan agar permukaannya bisa dicengkram oleh ban kendaraan saat dilintasi.
"Kami siap melayani disamping pengemudi juga kami mohon untuk selalu berhati-hati," kata jenderal bintang satu ini.