Kepadatan Lalin Nagreg karena Arus Mudik Lokal

Rep: C12/ Red: Julkifli Marbun

Ahad 19 Jul 2015 23:00 WIB

Petugas melakukan rekayasa Arus lalulintas di jalur selatan Jabar lintas Nagreg, Jawa Barat, Rabu (15/7). Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Petugas melakukan rekayasa Arus lalulintas di jalur selatan Jabar lintas Nagreg, Jawa Barat, Rabu (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NAGREG -- Kepadatan arus lalu lintas yang terjadi dari Sabtu (18/7) kemarin hingga Ahad (19/7) malam di jalur selatan Nagreg disebabkan adanya arus mudik lokal dari arah Bandung menuju Tasikmalaya dan Garut.

Hal demikian disampaikan Kasatlantas Polres Bandung AKP Eko Munarianto saat ditemui Republika di Posko Terpadu Cagak Nagreg, Ahad (19/7).

"Betul untuk H+2 ini memang sesuai prediksi, dari mulai H+1, H+2, kita prediksikan memang untuk arus yang ke arah Nagreg, Garut, Tasik itu padat sekali dikarenakan memang mudik lokal," kata dia.

Selain itu, lanjut Eko, kepadatan tersebut juga karena banyak masyarakat lokal yang melakukan ziarah ke sejumlah makam baik itu di wilayah Tasikmalaya maupun Garut. "Kemudian banyak masyarakat yang berwisata ke arah Garut dan Tasik. Jadi di hari H pun masih padat ke arah timur, ini hampir sama dengan tahun lalu," tutur dia.

Ia juga menjelaskan, pada H+2 lebaran ini, volume kendaraan yang melintasi jalur nagreg memang ada kepadatan. Antrian kendaraan ini mulai dirasakan sejak pagi, tepatnya di sekitar pukul 09.00 WIB sampai malam ini.

"Penyebabnya memang dikarenakan ada penyempitan jalur ke arah garut maupun tasik, dan volume kendaraan memang cukup tinggi,‬" tutur dia.

Faktor lainnya, juga karena sudah ada arus balik yang dari arah Ciamis menuju Bandung. Arus balik ini melewati kawasan Limbangan ataupun Garut sehingga menghambat arus kendaraan yang datang dari arah Bandung ke timur. "Ini yang jadi kendala," ujar dia.

Akibatnya, dalam kondisi ini, polisi masih sulit untuk melakukan rekayasa jalan. Sebab, kendaraan pada arus balik dari timur sudah mulai ramai.

"Rekayasa jalan kita masih upayakan setelah arus lalu lintas dari salah satu arah mulai menyepi, baru kita laksanakan one way ataupun buka-tutup," tutur dia.

Eko menambahkan, titik kepadatan yang mengarah ke wilayah timur itu ada di Pasar Kadungora, Leles, dan beberapa ruas jalan yang ke arah Garut. "Lalu untuk tempat wisata di garut memang padat sekali," kata dia.

Apalagi, aktifitas di daerah Limbangan juga padat. Di jalan yang menuju Limbangan itu terdapat dua pasar, Pasar Limbangan dan Pasar Lewo. "Kepala (kemacetannya) di situ, memang padat sekali termasuk dari arah tasik,‬" tambah dia.

Karena itu, pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan Polres Garut, untuk membantu mengurai titik kemacetan di Limbangan.

Karena, di Limbangan ini, kata dia, aktifitas masyarakatnya memang kompleks. "Ada pom bensin yang sering buat rest area, kemudian angkutan umum, penyeberang jalan, itu memang kompleks di situ," kata dia.

Penyempitan jalan di Limbangan juga kerap menjadi faktor kemacetan. Namun, kemacetan terjadi hanya pada arus kendaraan yang dari Bandung ke arah timur. "Karena di sini tiga lajur, nah pas di Cikaledong mulai satu lajur, makanya jadi menyempit," kata dia.

Sementara, dari timur ke arah Bandung, tidak berpengaruh. Sebab, lajur dari Garut ke Bandung itu satu lajur terus. "Dari arah timur ke Bandung itu memang satu lajur terus. Jadi ga berpengaruh," tutup dia.

Terpopuler