REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu negara Iriana memilih memanfaatkan hari libur lebaran untuk membagi Sembako.
Daerah kumuh dan miskin di Kota Solo, Jateng, Pasar Klithikan Nataharjo, Semanggi, Pasar Kliwon, dipilih tempat bertemu dengan warga miskin, Sabtu (18/7).
Tampil seperti biasa, sederhana. Jokowi mengenakan hem putih lengan digulung. Sedang Ibu negara Iriana hanya mengenakan atasan broklat warna abu-abu dipadu dengan celana panjang warna hitam. Tampilan serba sederhana ini tak sebanding dengan ekstra ketatnya pengamanan yang dilakukan aparat.
Tak ada satupun anggota kabinet kerja yang mendampingi Jokowi. Rombongan hadir telat dua setengah jam dari jadwal semula pukul 08.00 WIB disambut Walikota Solo, Hadi Rudyatmo. Begitu rombongan datang langsung menuju depan Pasar Nataharjo, tempat membagi Sembako.
Jokowi menyerahkan paket bingkisan berisi beras lima kilogram, dan minyak goreng kemasan satu liter. Ibu negara kebagian jatah menyerahkan buku tulis. Penerima binghkisan yang membawa anak-anak diberi jatah buku tulis lima buah.
Buku tulis dominan warna merah diserahkan ibu negara kepada anak-anak. Bagian kulit buku itu bertuliskan ' Ayo.. Belajar. Belajar, Belajar' - Jokowi dan 'Membacalah. Dan bangsa ini askan terhinbdar dari buta karena ketidaktahuan' - Jokowi'. Setiap anak mendapat jatah buku tulis lima buah.
Pembagian Sembako kali ini berlangsung tertib. Tak ada yang rebutan. Ini lantaran antara berkumpulnya penerima jatah Sembako dengan lokasi pembagian dipisah. Sekitar 2.000 penerima Sembako dikumpulkan di tenda sisi Timur jalan. Mereka dipilih sekitar lima belas orang masuk lewat pintu detector.
Tempat pembagian Sembako persis di depan Pasar Nataharjo. Jadi, penerima jatah harus mernyeberang ke arah sisi Barat. Selesai menyerahkan Sembako, Presiden dan ibu negara meninggalkan tempat acara.
Seperti biasa, massa yang menunggu di sepanjang jalan menyerbu. Karena ketatnya pengamanan, massa tidak bisa mendekat. Jokowi dan Iriana melanjutkan acara serupa ke Boyolali, dan nyekar ke makam orangtua.
Jokowi sengaja memilih daerah Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, untuk berbagai Sembako. Daerah ini, selama ini, dikenal kumuh, tingkat kemiskinan paling banyak. Dulu, dikenal komplek pusatr pelacuran tertua di Indonesia bernama 'Silir'. Sekarang, citra itu dihapus dengan pembangunan infrastruktur, sosial ekonomi, dan keagamaan.
Jokowi sengaja ingin menghidupkan sektor ekonomi mikro di sana. ''Pelan-pelan harus dilakukan. Sehingga pertumbuhan sosial ekonomi di sini semakin hidup,'' kata JOkowi usai membagi Sembako.