REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pemudik dengan sepeda motor mendominasi arus mudik pada jalur pendek di sepanjang Jember-Pasuruan, seperti Jember-Jatiroto, Jatiroto-Probolinggo, dan Probolinggo-Pasuruan.
Berdasarkan laporan di lokasi, jalur pendek itu merupakan jalur pemudik antardesa dan antarkecamatan. Sementara itu, pemudik jarak jauh dengan sepeda motor dan mobil terlihat tidak sebanyak pemudik jalur pendek itu.
Sehingga arus lalu lintas jalan cukup lancar tanpa kemacetan berarti, kecuali di pasar tumpah di Pasar Klakah, Lumajang. Dominasi sepeda motor itu dikeluhkan sopir angkutan kota (angkot) jurusan Ajung-Tawangalun, Jember, Hariyanto.
"Angkot sekarang kalah dengan motor, karena sekarang jumlah motor sangat banyak, padahal jumlah motor yang tak terkendali itu akan merupakan kerugian," kata sopir angkot sejak 1980-an itu.
Ia menyebut kerugian dimaksud antara lain konsumsi BBM yang meningkat, jumlah infrastruktur jalan yang tidak berubah, dan moda transportasi massal seperti angkot yang menjadi korban. "Banyaknya motor itu juga karena aturan BI untuk transaksi motor ditabrak, seperti DP 30 persen tak ditaati dan bahkan cenderung tanpa DP untuk transaksi motor," katanya.
Sementara itu, jalur Pasuruan-Gempol dan Gempol-Mojosari tampak lebih lengang dibandingkan dengan jalur Jember-Pasuruan, karena arus pemudik di lingkungan kota tidak sebanyak desa.