NU Minta Sidang Isbat Terbuka, Muhammadiyah Harap Tertutup

Red: Karta Raharja Ucu

Kamis 16 Jul 2015 18:34 WIB

  Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin (kanan), bersama  Ketua MUI Din Syamsuddin memberikan keterangan pers hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1435 H di Kementerian Agama, Jakarta, Ahad (27/7).(Republika/ Yasin Habibi) Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin (kanan), bersama Ketua MUI Din Syamsuddin memberikan keterangan pers hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1435 H di Kementerian Agama, Jakarta, Ahad (27/7).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) agar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1436 H yang digelar Kementerian Agama dilaksanakan secara terbuka. Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Ghazalie Masroeri mengatakan sidang isbat yang dipantau langsung masyarakat luas sebenarnya mengarahkan semua pihak untuk mengikuti ketetapan pemerintah beserta berbagai ormas Islam, para tokoh masyarakat dan pakar astronomi.

"Melalui sidang terbuka yang disiarkan secara langsung masyarakat juga akan mendapatkan informasi secara cepat, tanpa menunggu lama," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta pelaksanaan sidang isbat dilakukan tertutup untuk menghindari konflik kepentingan. Senada, Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan sidang isbat sebaiknya dilakukan secara tertutup. Alasannya, tidak semua warga masyarakat memahami perbedaan yang mungkin terjadi dalam sidang isbat.

"Karena itu, biarlah persoalan isbat menjadi konsumsi tokoh-tokoh agama yang memahami ilmu falaq secara baik. Sehingga masyarakat yang tidak tahu, tidak asal menjustifikasi kelompok tertentu yang berbeda pendapat dengan mayoritas," kata dia.

Terpopuler