Setelah Ramadhan, Umat Islam Diminta Jaga Hawa Nafsu

Rep: c02/ Red: Agung Sasongko

Jumat 17 Jul 2015 03:33 WIB

Bonus Medali SeaGames. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberikan sambutan sebelum penyerahan bonus peraih medali di SEA Games 2015 Singapura di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (9/7). Foto: Republika/ Wihdan Bonus Medali SeaGames. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberikan sambutan sebelum penyerahan bonus peraih medali di SEA Games 2015 Singapura di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi mengajak umat Islam mengendalikan diri setelah Ramadhan sebagai prilaku keseharian. Jika ini diwujudkan, akan membawa umat Islam menjadi pribadi yang tenang.

"Tidak ada ketenangan dalam ketundukkan terhadap nafsu mengkonsumsi, yang ada hanya jiwa yang gelisah: gelisah karena belum punya ini dan itu, gelisah karena belum membeli ini dan itu, padahal lebaran sebentar lagi, padahal tetangga sudah punya ini dan itu dan tetangga yang lain pulang kampung bawa mobil dan motor baru," kata dia, Kamis (16/7).

Jangan heran jika perputaran uang selama Ramadan dan lebaran sangat amat besar. Selama Ramadan dan lebaran 2014, misalnya, Bank Indonesia mencatat kebutuhan uang (outflow) mencapai sekitar 124 trilyun.

Tahun ini, BI memperkirakan bisa mencapai 125 trilyun. Sebagian besar tentu digunakan untuk konsumsi, dari makanan dan minuman, baju lebaran hingga konsumsi BBM untuk mudik lebaran. Dari tahun ke tahun, angka konsumsi rumah tangga terus meningkat selama Ramadan dan lebaran.

Perlu diingat, kata dia, konsumsi yang tanpa batas sesungguhnya hawa nafsu yang justru seharusnya diredam selama Ramadan. Innan nafsa la-ammaratun bis su', sesungguhnya hawa nafsu itu selalu memerintahkan pada keburukan. "Itulah lawan terberat kita selama Ramadan, yang seharusnya bisa kita kalahkan, bukan malah tenggelam di dalamnya," kata dia.

Terpopuler