H-1 Lebaran, Jakarta-Tegal Ditempuh 14 Jam

Rep: Priyantono Oemar/ Red: Dwi Murdaningsih

Kamis 16 Jul 2015 15:13 WIB

Pemudik berjalan perlahan melintasi tol darurat Pejagan-Brebes Timur, Selasa (14/7).  (Republika/Agung Supriyanto) Foto: Republika/Agung Supriyanto Pemudik berjalan perlahan melintasi tol darurat Pejagan-Brebes Timur, Selasa (14/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- H-1 Lebaran, perjalanan Jakarta-Tegal ditempuh para pemudik selama 14 jam. Bhanu Prabhasworo, drumer band musik ska, Orind, tiba di Tegal pukul 15.00 WIB, setelah memulai perjalanan Kamis (16/7) pukul 01.00 dinihari dari pintu masuk tol Cikampek. "Di Cikampek selama empat jam, di Pantura empat jam, masuk tol belum jadi Pejagan-Pemalang, enam jam hingga kota Tegal," ujar Bhanu, Kamis sore.

Ia melewati tol belum jadi Pejagan-Pemalang dengan arus kendaraan padat merayap. Hal itu terjadi karena kendaraan yang semula melaju di 12 lajur harus menjadi satu lajur di ruas jembatan yang belum jadi.

Di depan jembatan yang belum jadi itu ada rumah-rumah yang masih berdiri. Hal itu menandakan tanah belum dibebaskan, sehingga belum bisa diurug untuk menyatukan ruas tol dengan jembatan.

Semula, dari Pejagan hanya ada dua lajur yang dizinkan dilalui. Tapi banyak pengendara yang mengambil lajur tanah yang sudah dipadatkan, sehingga menjadi empat lajur, kemudian menjadi delapan lajur, hingga akhirnya menjadi 12 lajur. "Di STA 277/400 ada jembatan yang belum jadi, sehingga arus menjadi satu lajur di kanan kiri jembatan," ujar Ronggo Astungkoro, mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad angkatan 2012, Kamis (16/7) siang.

Dari Pejagan hingga jembatan itu, para pemudik menempuh perjalanan dua jam. Kendaraan melaju dengan kecepatan 10-20 km per jam.

Setelah jembatan, lajur yang dilalui kembali menjadi dua, tetapi kondisinya masih banyak kerikil, sehingga dipasang rambu ban dengan kerikil melesat dari bawah ban. Kecepatan yang dianjurkan dalam kondisi lengang hanya 20 km per jam. Ruas sebelumnya kecepatan yang dianjurkan dalam kondisi lengang adalah 40 km per jam, meski pada kenyataannya hanya bisa melaju 10-20 km per jam karena arus yang padat.

Di beberapa ruas, lajur menjadi satu karena ada tanah yang belum dibebaskan. Kemudian lajur kendaraan menjadi sembilan dan cukup padat ketika akan keluar dari proyek tol yang belum jadi itu.

Kendaraan hanya melaju 10-15 detik. Kemudian berhenti 2-3 menit, lalu maju lagi 10-15 detik untuk kemudian berhenti lagi 2-3 menit. Begitu seterusnya, bergantian masing-masing lajur. "Butuh 5,5 jam dari Pejkagan untuk sampai jalan raya Brebes-Tegal lewat jalan tol belum yang jadi," ujar Ronggo.

Terpopuler