REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim mudik 2015 jalur selatan Jawa Barat (Jabar) lebih sepi dibanding musim mudik tahun lalu. Hal tersebut membuat sejumlah pedagang di jalur mudik selatan Jabar mengalami penurunan omzet.
Yati (48 tahun) pedagang di rest area Jamanis Kabupaten Tasikmalaya mengatakan, pada musim mudik kali ini penghasilannya benar-benar menurun jika dibandingkan tahun lalu.
"Pada musim mudik tahun lalu, tujuh hari sebelum Lebaran di jalur selatan sudah macet," ujar Yati kepada Republika, Kamis (16/7).
Menurut Yati, pada musim mudik kali ini penambahan volume arus kendaraan terjadi sejak empat hari sebelum Lebaran. Itu pun peningkatannya tidak signifikan atau terjadi lonjakan. Arus kendaraan meningkat secara berangsur. Menurutnya, itu diukur dari seberapa banyak orang yang berbelanja di tempatnya.
Hal serupa juga dialami Maman (46), ia berjualan makanan dan minuman di rest area Kadipaten dekat jembatan penimbangan Dinas Perhubungan. Menurutnya, pemudik yang buka puasa dan batal puasa karena perjalanan jauh banyak yang belanja di warungnya.
"Hanya saja tidak seramai musim mudik tahun lalu," kata Maman.
Pada musim mudik kali ini para pemudik lebih memilih jalur utara karena telah dibukanya tol baru. Sehingga pemudik yang menggunakan jalur selatan menjadi berkurang. Maman mengungkapkan, pada mudik musim lalu jalan di depan warungnya macet parah sehingga lebih banyak orang yang beristirahat di warungnya.
Dari pantauan Republika, sejak tujuh hari sebelum hari raya Lebaran, jalur selatan masih sepi. Baru saat empat hari menjelang Lebaran terjadi sedikit peningkatan arus lalu lintas. Volume arus kendaraan berangsur meningkat. Tapi tidak sampai menimbulkan kemacetan. Hanya ada penumpukan kendaraan di wilayah Garut.