REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – I’tikaf malam 29 Ramadhan 1436 H di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/7) dini hari, jumlah jamaah tetap membludak. “I’tikaf malam terakhir Ramadhan 1436 H ini kami perkirakan dihadiri tak kurang dari 4.000 jamaah,” kata Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) H M Aksa Mahmud di MASK Jakarta, Kamis (16/7) dini hari.
Para jamaah itu, kata Aksa, memenuhi ruang ibadah utama, ruang serba guna, serambi, dan selasar. “Bahkan jamaah meluber hingga pekarangan masjid. Sampai-sampai ada seorang ulama yang mengatakan suasana i'tikaf malam terakhir di MASK ini seperti i'tikaf di Makkah,” ujar Aksa.
Tetap membludaknya jamaah i’tikaf malam terakhir Ramadhan, kata Aksa, menunjukkan bahwa masyarakat percaya kepada Masjid Agung Sunda Kelapa. “Ini menunjukkan ‘brand’ Masjid Agung Sunda Kelapa di kalangan masyarakat sangat kuat,” tutur Aksa.
Artinya, Aksa menambahkan, berbagai upaya yang dilakukan oleh Dewan Pengurus MASK untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para jamaah mendapatkan tempat di hati masyarakat. “Kini, hal yang tidak kalah beratnya adalah mempertahankan ‘brand’ tersebut,” paparnya.
Aksa menjelaskan, tidak hanya MASK yang membesarkan jamaah. Tapi juga jamaah tutur membesarkan MASK. “Makin banyak jamaah, dan makin besar pula dana yang masuk dari jamaah ke MASK,” ujar Aksa Mahmud.
MASK menggelar i’tikaf selama 10 malam terakhir Ramadhan. I’tikaf tersebut diisi tadarus, ceramah, qiyamullail yang dipimpin dua imam dari Madinah (Syekh Essam Al-Mizjaji dan Syekh Abdulaziz), dilanjutkan makan sahur berjamaah, hingga shalat Shubuh berjamaah.