Dompet Dhuafa-STPP Bogor Gelar Ramadhan Agropreneur

Red: Damanhuri Zuhri

Rabu 15 Jul 2015 20:57 WIB

dompet dhuafa bekerjasama dengan stpp bogor menggelar ramadhan agropreneur Foto: dok. dompet dhuafa dompet dhuafa bekerjasama dengan stpp bogor menggelar ramadhan agropreneur

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pertanian merupakan sektor strategis di negeri ini. Selain sebagai pabrik alami penyedia produk-produk pangan, sektor pertanian juga mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat signifikan terutama di daerah pedesaan.

Namun seiring berjalannya waktu dan terjadinya arus globalisasi pertanian dunia, sektor ini mengalami berbagai tantangan. Termasuk dalam jangka pendek ini tepatnya tahun 2015, ketika diberlakuan pasar bebas ASEAN (MEA) dimulai, adalah tantangan berat bagi para petani kita yang umumnya masih subsisten (gurem).

Tantangan lain yang tak kalah berat adalah proses regenerasi di sektor pertanian yang cenderung melambat bahkan mengkritis. Sensus Pertanian 2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah petani sebanyak lima juta orang dalam sepuluh tahun terakhir.

Data statistik ini menjadi peringatan untuk kita bukan regenerasi yang terjadi dalam sektor pertanian namun terjadi krisis regenerasi dalam sektor yang sangat vital ini.

Sektor pertanian bukan menjadi bidang yang menarik bagi para pemuda, mereka lebih memilih bekerja di sektor non pertanian terutama di industri meski hanya sebagai buruh pabrik.

Mengambil peran dalam rangka pemberdayaan pemuda tani, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor mengadakan pendidikan dan pelatihan singkat yang diperuntukkan bagi para pemuda tani.

Diklat dengan tajuk Ramadhan Agropreneur ini mengambil tema Mengokohkan Peran Pemuda dalam Pengembangan Usahatani Agribisnis Pedesaan. Diikuti 32 pemuda tani yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Bogor dan Cianjur, Jawa Barat.

Drg Imam Rulyawan, MARS selaku Direktur program Dompet Dhuafa memberikan motivasi kepada para pemuda tani untuk menjadi sang pemenang. Termasuk dalam bisnis pertanian, mestinya para pemuda tani akan menjadi pengusaha yang unggul.

Dorongan motivasi dan dukungan untuk kemajuan para peserta diklat juga disampaikan Ir Nazaruddin, MM selaku ketua STPP Bogor. Menurut Nazaruddin, para pemuda tani jangan pernah takut menghadapi tantangan masa depan karena secara faktual sumberdaya kita memiliki keunggulan yang lebih dibanding dengan yang lainnya, termasuk dalam bidang pertanian.

Acep Iksan, salah satu peserta Dari Cigombong mengatakan dengan pelatihan ini ia berharap bisa merubah nasibnya menjadi orang sukses. "Semua itu hanya bisa dilakukan dengan GILA (Gali Ilmu Lakukan Asyik)", pungkasnya.

Diklat Ramadhan Agropreneur dilaksanakan dua hari, 14-15 Juli 2015 dengan tim pelaksana dari Pertanian Sehat Indonesia (PSI).

Selama dua hari para peserta diklat mendapatkan materi pembekalan untuk penguatan wawasan terkait manajemen usahatani agribisnis, pembangunan karakter pemuda tani dan materi kemampuan teknis dalam menganalisis kelayakan usaha.

Terpopuler