REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu faktor keamanan yang sangat penting dalam berkendara, khususnya berkendara jauh seperti mudik adalah mengamati kondisi ban. Pengamat Otomotif, Suhari Sargo memberikan tips untuk mengetahui kondisi ban yang aman digunakan dalam perjalanan jauh.
“Cara paling mudah untuk mengetahui kondisi ban layak digunakan atau tidak dengan melihat permukaannya, aus atau tidak,”ujar Suhari saat dihubungi ROL pada Rabu (15/7).
Suhari menjelaskan, aus atau tidaknya ban tergantung pada beban dari kendaraan dan kondisi permukaan jalan yang dilewati. Menurutnya, dibandingkan dengan jalan berpermukaan aspal, jalan berpermukaan beton membuat ban lebih cepat aus sehingga berbahaya.
“Misalnya begini, sekarang kan banyak jalan-jalan yang dibeton, kalau jalan yang dicor sudah kering jadi keras, permukaannya nggak licin kan, seperti amplas. Jadi ban itu cepat habis,” katanya.
Untuk itu, ia menyarankan para pemilik kendaraan untuk selalu mengecek kondisi ban. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengganti ban kendaraan, kata dia, tergantung pada beban, permukaan jalan yang dilewati dan berapa lama ban tersebut dipakai.
“Ada teman yang melalui perjalanan dari Jakarta ke bandara di cengkareng itu bannya harus diganti 3 bulan kemudian. Tapi kalau di jalan aspal, barangkali setahun juga masih bisa dipake,” jelasnya.
Suhari menjelaskan, jika sudah waktunya mengganti ban kendaraan, lebih baik pemilik kendaraan mencari ban dengan merek terkenal yang biasa digunakan secara luas. Masa kadaluarsa ban biasanya tidak terlalu mempengaruhi, karena menurutnya, tidak semua produsen ban mencantumkan masa kadaluarsa pemakaian ban. Biasanya ban yang sudah kadaluarsa sudah tidak bagus lagi untuk digunakan. Tapi itu bukanlah faktor utama keamanan.
“Jadi yang paling gampang pakai merek yang paling terkenal di Indonesia, biasanya sudah paling aman. Tapi untuk keamanan, kondisi jalan yang sangat mempengaruhi. Antara beban dan kondisi permukaan jalan,”katanya.