REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah pemudik yang melintas di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, tersasar akibat minimnya rambu petunjuk jalan di sejumlah koridor mudik yang membingungkan. "Ukuran rambu petunjuk jalannya kecil. Kalau malam hari sudah pasti tidak kelihatan," kata salah seorang pengendara sepeda motor Dikdik (30) di Bekasi, Selasa malam.
Kondisi tersebut didapatinya di simpang Jembatan Layang Summarecon Bekasi Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur.
Selain itu, kondisi serupa juga tampak di simpang SMPN 2 Kota Bekasi Jalan M Hasibuan, Bekasi Timur. "Saya sudah dua kali bulak-balik di jalan yang sama karena alurnya membingungkan pengendara," katanya.
Pemudik asal Piangan Jakarta Timur tersebut tersasar ke Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, saat berkendara menuju jalur Pantura untuk pulang ke kampungnya di Cirebon. Kondisi serupa juga dialami pemudik lainnya, Nurhayati (41), yang tersasar ke kawasan selatan Kota Bekasi saat berkendaraan sepeda motor bersama suaminya, Jaya (48) menuju arah Karawang, Jawa Barat.
"Saya tidak sadar kalau ternyata tersasar sampai ke Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi. Karena tidak ada rambu petunjuknya yang mengarahkan pengendara menuju arah Pantura. Kebetulan ini pertama kalinya saya mudik lewat Bekasi," katanya.
Pantauan lapangan melaporkan, sejumlah rambu petunjuk arah yang dipasang Dinas Perhubungan Kota Bekasi beberapa di antaranya hanya memanfaatkan bahan alumunium tipis bergambar panah yang dipasang di pinggir trotoar jalan.
Salah satu rambu di Simpang Poncol Jalan M Hasibuan, Bekasi Timur, memuat petunjuk arah ganda di kedua sisinya, satu sisi bergambar panah yang mengarah ke Pantura, sementara sisi sebaliknya tertulis Jakarta. Rambu tersebut berjenis portabel yang mudah bergeser saat tersenggol ataupun terdorong hempasan angin sehingga menyulitkan pengendara untuk memperhatikan rambu tersebut.