REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Fasilitas parkir inap kendaraan bermotor saat pemudik akan pulang kampung menggunakan kereta api dari stasiun tersebut tahun ini hanya terisi sekitar 50%.
"Tahun ini berkurang drastis, sampai 50 persen," kata Fauzan, salah satu pemilik penitipan sepada motor di Stasiun Kota Malang, kepada Republika, Selasa (14/7) siang.
Fauzan mengatakan, sepinya penitipan motor sejak PT KAI, mengembangan fitur distribusi tiket melalui daring. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah penitip motor. Karena tidak ada lagi yang mengantre membeli tiket.
PT. KAI mengharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan kemudahan PT KAI dalam memperbaiki kualitas layanan. Distribusi tiket ini, tidak mempengaruhi kebijakan sistem penjualan dari PT KAI. Maksimal pemesanan tetap 90 hari sebelum keberangkatan dan harus dicetak melalui mesin cetak tiket.
"Karena mungkin jauh-jauh hari sudah beli tiket, jadi motor dititipkan tempat saudara atau teman, kalo beli tiket berdirikan dadakan," tambahnya.
Hal ini juga diakui oleh pemilik penitipan motor lainnya, Arif Sulistiono. Arif mengatakan sejak tahun 1995 menjelang lebaran penitipan motor di stasiun selalu ramai. Bahkan tahun lalu pun masih kondisi yang sama. Hanya tahun ini sejak PT. KAI memberlakukan kebijakan pembelian tiket daring penitipan motor menjadi sepi.
"Baru tahun ini, hubungannya secara pasti belum tahu, yang pasti sejak kebijakan itu berlaku menjadi sepi," katanya.
Arif mengatakan, tarif parkir motor di Stasiun Kota Malang untuk 1 jam pertama dibanderol Rp 2.000. Untuk inap Rp 5.000. Ada enam orang yang berjaga selama 24 jam. Arif mengatakan, untuk keamanan parkir, ia mengingatkan para pemilik kendaraan untuk mengunci dengan saksama sepeda motor maupun mobilnya dengan alat-alat keamanan yang mereka punya.
"Alhamdulilah, selama ini belum ada kehilangan," kata Arif.