REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kapolda Jabar, Irjen Pol Moechgiyarto menyebut kecelakaan tunggal yang dialami bus Rukun Sayur di jalan tol Palikanci, Kabupaten Cirebon, Selasa (14/7), akibat faktor human error.
"Sementara ini hasil analisis awal human error, out of control sopir sehingga menabrak. Bisa jadi (sopir) mengantuk," ujar Moechgiyarto saat mengunjungi para korban yang dirawat di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon.
Moechgiyarto menyatakan, bus Rukun Sayur itu menabrak pembatas median jalan dan menghantam penyangga jembatan. Kejadian tersebut menyebabkan 11 korban yang seluruhnya duduk di sebelah kanan meninggal dunia.
Untuk jumlah korban, Moechgiyarto menyatakan, masih divalidasi. Namun untuk sementara ini, korban meninggal dunia mencapai 11 orang, luka ringan 20 orang dan luka berat tujuh orang. Salah satu korban luka berat itu merupakan sopir bus Rukun Sayur.
"Sopir sudah ketemu dan masih dirawat karena mengalami luka berat," terang Moechgiyarto.
Sebanyak 11 korban meninggal dunia telah dibawa ke Kamar Jenazah RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. Sedangkan para korban luka, baik luka berat maupun ringan dilarikan ke RS Mitra Plumbon Kabupaten Cirebon.
Moechgiyarto menambahkan, pihaknya sudah gencar memberikan imbauan kepada para pemudik untuk menjaga keselamatan, keamanan, kamtibmas di jalan, kepatuhan dan disiplin terhadap rambu lalu lintas. Jika mengantuk, harus segera beristirahat di banyak rest area yang tersedia.
"Hilangkan konsep cepat sampai di tujuan. Mudik liburan ini laksanakan semacam rekreasi. Kalau capek ya istirahat. Banyak rest area di sepanjang jalan, yang bisa dimanfaatkan para pengemudi," tegas Moechgiyarto.
Seperti diberitakan, sebuah bus PO Rukun Sayur mengalami kecelakaan tunggal setelah menabrak besi pembatas jalan di Tol Palikanci KM 202, Kabupaten Cirebon, Selasa (14/7) sekitar pukul 13.30 WIB. Bus bernopol AD 1543 CF itu dikemudikan oleh Larto (35) warga Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.