REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengalaman Yunia Ria Rahayu (23 tahun) mengaku khawatir menjelang mudik Lebaran bisa dijadikan pelajaran agar selalu waspada di perjalanan. Pasalnya, ia dan orang tuanya sempat tertipu oleh penjual oleh-oleh di dalam bus.
Yunia pemudik asal Jakarta menuju Pekalongan, Jawa Timur mengatakan, tidak lagi membeli oleh-oleh pada penjual di dalam bus. “Waktu itu ibu aku beli buah Rp 10 ribu, harusnya dapat jeruk enam, ini cuma dapat empat,” ujar Yuni karyawati di Penerbit Lebah, ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa, (14/7).
Setelah pengalaman itu, Yuni mulai mewaspadai juga lingkungan sekitarnya saat mudik. Awalnya, dia tidak begitu ambil peduli saat orang bilang, “Hati-hati, kejahatan bisa dimana saja” Tapi sejak kejadian itu, Yuni mengaku menjadi gampang curiga.
Yuni memberi tanda terlebih dahulu barang-barang miliknya supaya tidak tertukar. Apalagi kebanyakan pemudik menggunakan kardus untuk mengepak barang-barangnya. Tanda itu bisa diberi coretan cat warna pada kardus dan diberi pita pada koper atau tas jinjingnya.
Yuni juga mewaspadai diri dan orang tuanya, supaya tidak mudah menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal. “Pemberian dalam bentuk apapun, jajanan atau bantuan,” ujar Yuni.
Menjaga barang milik pribadi dan jangan sampai berpindah tangan. Jika sebelumnya barang bawaan ditaruh dibagasi, Yuni juga membawa tas jinjing kecil untuk menaruh uang dan juga barang penting lain seperti ponsel.
Menurut Yuni, kalaupun dia merasa mengantuk atau tertidur di dalam bus, bagaimana pun caranya tas harus tetap di tangan. Caranya, bisa bergantian tidur dengan orang tuanya di dalam bus, supaya tas tetap terpantau.
Ia juga memperhatikan orang-orang yang duduk di dalam bus. Terutama menurut Yuni, yang tempat duduknya paling dekat dengan bangku dirinya dan kedua orang tuanya. “Kalau ada apa-apa biar tahu mukanya,” ujar Yuni.