REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya pilihan mode transportasi untuk mudik. Salah satunya, moda transportasi pesawat.
Moda ini banyak dipilih lantaran bisa menempuh jarak yang jauh dengan waktu cepat. Soal ini, Arista Atmadjati, Pengamat Penerbangan Universitas Gajah Mada, membagikan sejumlah tips.
Pertama, para pemudik atau calon penumpang, harus melakukan pemesanan tiket beberapa bulan sebelum keberangkatan, setidaknya tiga bulan, apabila ingin mendapatkan harga yang relatif rendah atau murah.
Arista menilai apabila para pemudik atau calon penumpang memesan tiket secara mendadak atau tepat di hari keberangkatan, tiket yang tersedia kemungkinan akan habis atau sekalipun ada, tiket tersebut tersedia dengan harga yang tinggi.
"Kalau mau harga murah booking tiga bulan sebelumnya," kata dia.
Selanjutnya, para pemudik atau calon penumpang, tidak perlu membawa banyak barang saat menaiki pesawat. Selain karena akan merepotkan para pemudik atau calon penumpang, barang yang terlalu banyak akan dikenakan tambahan uang, apabila kelebihan batas bagasi.
Tambahan uang yang akan dikenakan kepada para pemudik atau calon penumpang, akan tergantung pada jarak yang biasanya dihitung per kilometer.
Untuk pakaian yang dikenakan, Arista menyarankan para pemudik atau calon penumpang menggunakan kaos saja, dan cukup membawa secukupnya baju Muslim untuk berlebaran. Ini membuat ruang lebih untuk membawa baju keseharian.
Ia juga menilai kalau kue-kue kering yang biasa dibawa sebagai oleh-oleh, sudah ada di kota tujuan, sehingga, pemudik atau calon penumpamg, tidak perlu membawanya. "Kedua kalau pergi jangan terlalu banyak bawa bagasi," ujarnya.
Kemudian, Arista menghimbau kepada para pemudik atau calon penumpang untuk berangkat tiga jam sebelum keberangkatan, untuk menghindari kemacetan. Menurut Arista, akses ke bandara akan selalu macet, khususnya di pertengahan seperti jalan bebas hambatan Wiyoto Wiyono. Jangan sampai pemudik atau calon penumpang terlambat sampai bandara, atau bertumpuk di pintu check in karena baru datang di waktu yang sempit.
"Berangkat tiga jam dari rumah karena akses ke bandara macet," jelasnya.
Perihal kesiapan pihak bandara atau maskapai, Arista menerangkan kalau mereka pasti sudah tahu dan melakukan pemetaan, mengenai hari-hari yang terjadi puncak mudik. Ia menuturkan kalau para petugas di bandara ataupun di maskapai, biasanya mendapatkan libur dua kali, dan pada hari raya, sehingga, sudah dipersiapkan sumber daya manusia yang terbaik saat mudik Ramadhan atau mudim Lebaran.
Arista menambahkan kalau pesawat sendiri biasanya sudah dilakukan cek dan ricek. Bahkan, maskapai-maskapai yang baik biasanya mengistirahatkan banyak pesawat saat Ramadhan, untuk dilakukan perawatan saat istirahat tersebut. Hal itu, menurut Arista, dimaksudkan agar pesawat dalam kondisi yang sangat baik dan prima saat menghadapi mudik Lebaran.