REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan merancang pola mudik lebaran untuk kendaraan roda dua sebagai upaya untuk meminimalisasi kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan sepeda motor pada saat arus mudik dan balik lebaran.
"Sepeda motor saat arus mudik mendominasi jalanan. Sementara disisi lain, tingkat kecelakaan lalu lintas ketika mudik didominasi juga oleh kendaraan roda dua. Sehingga perlu penataan sepeda motor. Tahun depan direncanakan lebih baik lagi," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Bandung, Senin (13/7).
Ia menjelaskan, penataan pemudik roda dua tersebut bisa berupa tawaran untuk memaketkan sepeda motornya terlebih dahulu menggunakan moda transportasi lain seperti truk. "Sehingga mereka pulang dengan umum atau kereta api, kemudian ketika sudah sampai motor sudah ada. Ini akan kita galangkan, sekarang baru mulai dirancang," kata dia.
Menurut dia, sebenarnya pengiriman paket sepeda motor ke kampung halaman pada saat arus mudik lebaran sudah dilakukan oleh PT Kerata Api Indonesia.
"Tapi hal ini harus lebih digencarkan lagi. Jadi pemudik pulang dengan kendaraan umum, tetapi kendaraan tersebut dipaketkan. Nantinya kalau ada stimulus dari pemerintah itu akan gratis, tapi kalau swasta yang melakukan pekerjaaannya pasti bisnis. Tapi bukan semata-mata di ongkos atau biaya, tapi ini masalah keselamatan," kata dia.
Faktor keselamatan, kata dia, lebih didahulukan dari sekedar tradisi pulang kampung saat arus mudik lebaran.
"Mudah mudahan tahun depana ada pengembangan tentang pola mudik ini," kata Aher.
Dikatakan dia, memasuki empat hari jelang lebarang arus mudik di Jawa Barat dinyatakan siap untuk dilalui pemudik. "Sudah siap, termasuk sarana dan infrastruktur jalan sudah disiapkan, termasuk kawasan utara yang paling parah pun, karena sekarang ini ada jalan tol, jadi itu bisa mengurai kemacetan," kata dia.