REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat kota besar berbondong-bondong pulang ke kampung halaman jelang hari raya Idul Fitri. Mereka memanfaatkan tranportasi mulai udara, laut, dan darat untuk sampai ke tujuan.

Tak sedikit pemudik yang kemudian menggunakan sepeda motor untuk pulang ke kampung halaman. Dengan berbagai alasan, pemudik sepeda motor sudah mempersiapkan segalanya mulai dari mengenakan baju yang aman hingga mengemas barang-barang sedemikian rupa. Padahal mudik menggunakan sepeda motor merupakan bahaya besar yang juga mengancam kesehatan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama menyebutkan setidaknya ada empat bahaya kesehatan yang mengancam pemudik yang menggunakan sepeda motor.

"Perlu pula disadari bahwa naik sepeda motor berjam-jam bisa mengakibatkan setidaknya empat masalah kesehatan. Pertama, duduk di motor berjam-jam bisa menyebabkan rasa sakit di bagian punggung," kata Tjandra lewat siaran pers yang diterima ROL, Senin (13/7).

Menurutnya, rasa sakit di punggung menjadi ancaman pertama akibat terlalu lama duduk di sepeda motor. Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah kekakuan otot.

Permasalahan kesehatan yang kedua, ujarnya, sebuah penelitian  menunjukkan bahwa duduk selama berjam-jam dapat menganggu sistem metabolisme tubuh. Selain itu juga mengganggu kolesterol maupun gula darah pada tubuh.

Ketiga, duduk di sepeda motor  selama berjam-jam juga dapat menyebabkan nyeri leher. Keluhan ini bisa disebabkan oleh peradangan pada sendi tulang belakang.

Selanjutnya, masalah kesehatan keempat yang timbul akibat mudik menggunakan sepeda motor yakni kelelahan. Tentu saja kelelahan ini berdampak pada penurunan konsentrasi sehingga berisiko terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.

‎

Ia menambahkan sebaiknya pemudik menghindari penggunaan sepeda motor dengan jarak ratusan kilometer. Mengingat tingginya akan kecelakaan dalam penggunaan sepeda motor sebagai transportasi mudik.

Pada 2014 kecelakaan mudik melibatkan motor sebanyak 3.869. Kecelakaan mobil penumpang berkisar 662 kasus serta mobil barang sekitar 451 kasus.