REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Selain tempat ibadah umat Muslim sehari semalam, Masjid Jamik Taqwa yang berada di Jalan Kotaraja Nomor 1, Gunungsari, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, juga memiliki peran ganda. Para musafir, terutama para pemudik yang biasanya ketinggalan kereta api atau bus dan travel, menjadikan masjid di pusat kota ini tempat singgah, bahkan bermalam hingga esok pagi.
Masjid berlantai dua yang dibangun tahun 1950 ini, kerap menjadi sandaran pemudik yang kemalaman, setelah bersafar dari Pelabuhan Bakauheni atau daerah lain menuju Stasiun Kereta Api (KA) Tanjungkarang. Jadwal keberangkatan KA dari Stasiun Tanjungkarang menuju Kertapati (Palembang), atau Kotabumi (Lampung Utara), hanya terbatas pagi dan malam hari di bawah jam sembilanan.
Untuk menghemat biaya penginapan semalam, para pemudik singgah di Masjid Taqwa. Masjid ini memang mudah dilihat dan dijangkau dari kejauhan, karena lokasinya berada di jalur ramai arus lalu lintas dalam kota. "Kereta sudah berangkat, jadi kami terpaksa tidur di Masjid Taqwa, menunggu besok pagi," tutur Hidayat, pemudik asal Cikarang, Jawa Barat.
Ia tiba di Stasiun KA Tanjungkarang, Ahad (12/7) sekitar pukul 22.00 WIB dari Terminal Induk Rajabasa, setelah melalui perjalanan mudik dari Pelabuhan Bakauheni. Tak hanya Hidayat, banyak calon penumpang KA lainnya, yang bergerak menuju masjid Taqwa, hanya untuk bermalam semalam, menunggu jadwal keberangkatan KA Rajabasa II pukul 08.30 WIB.
Pengurus Masjid Taqwa, telah menyepakati menutup pintu masjid malam hari, karena khawatir keselamatan orang dan barang pemudik yang sedang berisitirahat di dalam masjid. Pengalaman selama ini, banyak yang menumpang tidur semalam, keesokan harinya, barang bawaan musafir sudah leyap dibawa kabur orang tidak dikenal.
Wakil Ketua Takmir Masjid Taqwa Bandar Lampung, Amril Datuk Nanbasa, mengatakan sejak banyaknya laporan kasus kehilangan barang musafir atau pemudik di dalam masjid, pihaknya menyewakan tempat bermalam bagi yang kemalaman. "Tujuannya, agar keselamatan pemudik dan barangnya lebih terjamin," kata Amril.
Pengurus takmir masjid, memberikan tarif murah bagi musafir yang menyewa tempat tidur di areal masjid. Untuk itu, kata Amril, selama ini pengurus merasa bertanggung jawab dan menjadi pikiran bila ada laporan barang pemudik yang menginap hilang dalam masjid. "Kami pengurus masjid selalu tidak enak kalau ada laporan ada barang pemudik atau musafir yang singgah di masjid hilang," ujarnya.
Bagi pengurus masjid, tidak melarang siapa pun untuk singgah di Masjid Taqwa, apalagi para musafir terutama saat ini ramai pemudik. Namun, pengurus berharap kalau pemudik yang mau menginap hendaknya menyewa tempat yang telah disediakan, dan diberikan tarif murah untuk kebersihan. Tujuannya, agar pemudik tidur dengan nyaman dan aman.
Pada siang hari, masjid ini selalu ramai jamaah ba'da sholat zhuhur hingga menjelang waktu berbuka puasa. Masjid yang sudah direnovasi beberapa kali ini memiliki luas lahan 675 meter persegi dengan luas bangunan lebar 25 meter dan panjang 24 meter. Saat ini, masjid dekat Pasar Tengah dan Bawah ini sudah dilengkapi dengan pendingin udara. Sehingga, jamaah dari berbagai kalangan, setelah sholat zhuhur berisitirahat sambil tidur-tiduran, apalagi saat Ramadhan.
Bagi yang singgah di masjid hendak menunaikan sholat zhuhur dan subuh, kepada jamaah dibekali taklim singkat secara bergiliran dari pengurus masjid dan dai luar. Bagi pada shoimin yang berada di jalan saat waktu berbuka, pengurus masjid telah menyediakan menu berbuka puasa bersama dengan kapasitas berkisar 300 - 500 jamaah.