REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi klinis dan pengamat kesehatan Dr Ari Fahrial Syam menyatakan, donor darah merupakan resep pelengkap sehat puasa Ramadhan, terlebih sudah lazim diketahui bahwa pada saat bulan puasa ini minat orang mendonorkan darah nisbi berkurang.
"Saat ini kita mengetahui sangat sulit bagi pasien yang membutuhkan darah untuk mendapatkan transfusi darah. Keterbatasan darah dan ketersediaan donor yang terbatas yang membuat mereka yang membutuhkan darah sulit untuk mendapatkan darah," kata Ari Fahrial Syam dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (13/7).
Pengajar di Fakultas Kedokteran UI itu mengemukakan, dirinya sebagai seorang dokter penyakit dalam sangat merasakan sekali masalah ketebatasan dan kelangkaan darah. Padahal, ujar dia, kalau saja jika diketahui manfaatnya apalagi bagi orang yang sedang melakukan puasa Ramadhan pasti mereka dinilai akan tergerak untuk mendonorkan darahnya.
Ia memaparkan, donor darah sangat bermanfaat untuk kesehatan pendonornya karena melalui hal tersebut, pendonor akan mengeluarkan darah sebanyak 350-450 cc yang bermanfaat besar.
"Dengan pengambilan darah 450 cc, akan berkurangnya berat badan dan akan terjadi proses pembakaran kalori sebanyak 600 kalori. Darah yang dikeluarkan akan membuat tubuh memperbaruhi darah kita. Tubuh akan berespon atas darah yang dikeluarkan dan segera dibuat sel darah merah baru. Kondisi ini membuat kadar Fe darah menjadi stabil dan ini membuat jantung kita lebih sehat," paparnya.
Selain itu adanya darah yang dikeluarkan saat donor akan mengurangi kepekatan dari darah, sekaligus membuat aliran darah menjadi lancar sehingga bisa menghindarkan dari terjadinya serangan jantung.
Suatu penelitian yang dilakukan di Amerika dan dipublikasi pada American Journal of Epidemiology mendapatkan bahwa orang yang melakukan donor darah secara rutin ternyata akan mengurangi risiko terkena serangan jantung hampir 88 persen dibandingkan orang yang tidak melakukan donor darah.
"Di sisi lain saat kita akan mendonorkan darah atas proses pemeriksaan yaitu berupa pemeriksaan tekanan darah dan hemoglobin, selain itu darah yang kita donasikan juga diperiksa untuk beberapa virus menular seperti virus hepatitis B, hepatitis C dan virus HIV. Sehingga kita juga mendapatkan 'mini check up' untuk proses pemberian donor darah ini," ungkapnya.
Ari mengemukakan, waktu yang tepat untuk donor darah adalah menjelang buka dan sesudah buka puasa, serta yang terpenting adalah syarat-syarat menjelang pengambilan darah pada donor telah terpenuhi.
Dia juga menuturkan bahwa satu hal yang selalu rutin dilakukan dirinya dan sang istri adalah melakukan donor darah pada akhir Ramadhan.