'Tak Ada Istilah Puncak Arus Mudik dengan Kereta Api'

Rep: C08/ Red: Angga Indrawan

Senin 13 Jul 2015 13:36 WIB

Ratusan calon penumpang mengantre untuk memasuki peron jalur 3 Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (1/7). Foto: Antara/Fanny Kusumawardhani Ratusan calon penumpang mengantre untuk memasuki peron jalur 3 Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Humas PT KAI Daop I Bambang Setiyo Prayitno mengatakan tidak ada istilah puncak arus mudik dengan kereta api. Sebab kata Bambang, sistem pembelian tiket yang tidak lagi on the spot membuat kuota sudah dapat diketahui sejak jauh-jauh hari.

"Sekarang sudah habis 100 persen. Dan beberapa kereta tambahan. Jadi tidak ada istilah puncak arus mudik. Kita sudah flat ya," kata Bambang di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/7).

Akan tetapi, Bambang menyebut, hari-hari favorit yang digunakan oleh penumpang untuk perjalanan mudik memang lebih banyak di H-7 sampai H-1. Meski aktivitas yang padat di rentang hari tersebut, pihaknya kata Bambang tetap dapat melayani masyarakat tanpa ad kendala yang berarti.

Untuk jumlah KA yang beroperasi selama arus mudik di Daop I  baik yang berangkat dari stasiun senen ataupun Gambir, kata Bambang adalah sebanyak 54 KA reguler dan 12 KA tambahan.

"Tambahan hanya 12 KA, dan tidak akan ada penambahan lagi, karena jalur sudah benar-benar penuh," ujar Bambang.

Terpopuler