REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menyarankan petugas loket pembayaran di pintu keluar Tol Palimanan melakukan jemput bola kepada para pengendara. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisasi peluang penumpukan kendaraan di kawasan tersebut.
"Agar lebih lancar, sebaiknya para petugas loket tol mau melakukan jemput bola kepada para pengendara. Mekanismenya bisa disesuaikan oleh pihak pengelola tol," ujar Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kemenhub, JA Barata saat dihubungi Republika Online (ROL), Senin (13/7).
Menurutnya potensi kemacetan arus mudik di kawasan itu sangat tinggi. Sebab, banyak pemudik yang ingin mencoba ruas jalan tol sepanjang 116,75 kilometer itu.
"Selain yang memang harus lewat Tol Cipali karena efektifitas, banyak yang ingin mencoba karena ingin tahu," tutur Barata.
Dia menambahkan, mekanisme jemput bola oleh petugas loket tol telah lazim dilakukan di jalan tol lain. Karena itu, tidak ada salahnya jika pengelola Tol Cipali melakukan hal serupa.
Data yang dihimpun ROL dari Pos Jasa Marga Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2015 Kemenhub, pada Sabtu (11/7) siang, terjadi penumpukan sepanjang
sembilan kilometer di pintu tol tersebut. Pada Sabtu sore, penumpukan telah berkurang menjadi empat kilometer.
Pihak Jasa Marga telah mengonfirmasi bahwa salah satu penyebab penumpukan kendaraan adalah lamanya proses transaksi di pintu keluar loket jalan tol. Idealnya, proses transaksi membutuhkan waktu selama 10 detik.
Saat ini, satu proses transaksi memakan waktu hingga 20-25 detik. Menurut pihak Jasa Marga, faktor sumber daya manusia (SDM) petugas loket yang masih baru membuat proses transaksi dilakukan lebih berhati-hati.