Menteri PU: Tol Pejagan-Pemalang Darurat untuk Mudik

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Joko Sadewo

Ahad 12 Jul 2015 22:03 WIB

Sejumlah kendaraan memasuki exit jalan tol Pejagan setelah ruas jalan tol Pejagan-Pemalang ditutup, Jawa Barat, Ahad (12/7) malam.   (Republika/Raisan Al Farisi) Sejumlah kendaraan memasuki exit jalan tol Pejagan setelah ruas jalan tol Pejagan-Pemalang ditutup, Jawa Barat, Ahad (12/7) malam. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan pengoperasian tol Pejagan-Pemalang dalam kondisi darurat untuk membantu arus mudik 2015.

Basuki mengaku ruas Pejagan-Brebes Timur disiapkan untuk menerima pemudik meski minim fasilitas dan berdebu. "Tol itu memang belum jadi sehingga kondisinya darurat," ujar Basuki ketika ditemui Republika Online (ROL) di rest area KM 166 tol Cipali, Ahad (12/7).

Basuki mengakui kondisi tol tersebut belum sempurna kasih masih dalam proses pengerjaan. Meski begitu, antusiasme masyarakat menggunakan tol Pejagan-Pemalang tetap tinggi. "Orang tidak mau belok di Pejagan (keluar tol). Pantura sepi," kata Basuki.

Berdasarkan pantauan ROL, kondisi jalan di tol Pejagan-Pemalang berdebu dan minim penerangan jalan. Basuki mengaku, pihaknya telah mengusahakan lima hingga tujuh tangki air untuk mondar-mandir membasahi jalan. Upaya itu bertujuan agar bisa meminimalisir debu yang beterbangan.  Selain mempersulit pengguna jalan, warga sekitar tol juga memprotes debu itu.

Basuki juga meminta kepada pihak kepolisian untuk menghentikan arus kendaraan ke tol Pejagan-Pemalang pada malam hari. Saat ini, polisi juga sudah menutup arus ke tol Pejagan-Pemalang saat berbuka puasa dan waktu sahur agar pemudik tetap bisa makan di warung-warung atau restoran sepanjang jalur Pantura.

Terpopuler