REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -– Suasana Taman Kota Andhang Pangrenan, Purwokerto sore ini terasa lebih hangat dibandingkan hari-hari biasanya. Sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka, masyarakat setempat terlihat berkumpul sambil mengamati berbagai kuliner, pedagang lokal, dan hasil kerajinan dari berbagai komunitas pengrajin.
Selain itu, warga yang datang juga dihibur oleh seniman yang terlibat dalam pertunjukan tradisional.
Sesekali terdengar canda tawa khas Jawa Tengah antara komunitas kerajinan dan kuliner dengan para pengunjung taman. Suasa itu semakin mengakrabkan pertemanan di salah satu taman terbesar di kota mendoan itu.
Hal ini sangat sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang terkenal guyub sejak dulu. Setelah sukses diadakan di Surabaya dan Sukabumi pada Maret dan April lalu, Pasar Asyiiik kini hadir kota Purwokerto.
Pasar Asyiiik merupakan pasar malam mini yang mewadahi berbagai komunitas kerajinan, kesenian serta kuliner lokal. Kali ini pesertannya berasal dari Purwokerto dan sekitarnya. Mereka unjug gigi untuk memperkenalkan hasil karya mereka kepada masyarakat luas.
Acara yang berlangsung memang bertujuan agar suasana keakraban dan pertemanan antar komunitas maupun antara komunitas dengan masyarakat setempat terwujud.
“Kegiatan ini erupakan kolaborasi antara komunitas lokal di Purwokerto dan sekitarnya untuk saling bertemu, menjalin pertemanan, serta bertukar pengalaman dan cerita. Ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk semakin mengenal nilai-nilai budaya lokal mereka sendiri melalui hasil karya komunitas lokal yang terlibat,"ujar Karel Anderson, seorang penggiat komunitas yang telah aktif membina komunitas lokal kepada ROL, Sabtu (12/7) malam.
Karel yang juga aktif di toko online itu mengaku senang berbagi pengalaman kepada teman- teman komunitas lokal seputar strategi pemasaran. Ia berharap upayannya akan bermanfaat untuk perkembangan usaha teman-teman komunitas lokal.
Pasar ini menghadirkan Komunitas Pengrajin Sandal Bandol dan beberapa komunitas baru seperti Komunitas Pengrajin Keramik Klampok, Komunitas Pengrajin Putihan dari Pasir Kidul, serta Komunitas Pengrajin Batik Banyumasan dan Batik Gumelen.
Selain itu, komunitas kuliner khas Purwokerto seperti Dawet Ayu, Tempe Mendoan, Getuk, Nopia dan oleh-oleh khas Banyumasan hadir menemani waktu ngabuburit para pengunjung taman kota yang memang sedang bersiap- siap berbuka puasa.
Animo masyarakat terlihat saat penampilan dari Komunitas Sanggar Seni Sekar Santi, yang akan menampilkan seni tarian khas Banyumas, yakni Kenthongan dan Lengger.
Karel menambahkan, acara itu merypakan awal bagi teman-teman komunitas ini akan dipertemukan kembali pada acara yang lebih besar di di Lapangan GOR Satria, Purwokerto pada 8 Agustus mendatang.
Daryanto, mewakili Komunitas Sandal Bandol mengatakan, ia bersama teman-teman komunitasnya sangat senang dapat ikut berpartisipasi dalam acara tersebur. "Dulunya kami tidak kenal, tapi melalui acara-acara kegiatan ini ini kami dapat saling mengenal dan menambah semangat pertemanan antar komunitas lokal,"katanya.
Yanto mengaku telah memperoleh pembinaan komunitas oleh Karel. Ia merasa sangat terbantu dalam tekni pemasaran sehingga usaha sandal bandolnya semakin berkembang dan peminatnya semakin besar.