Menag: Hilal Tertutup Awan Dibahas Saat Isbat

Red: Angga Indrawan

Ahad 12 Jul 2015 15:37 WIB

Pemantauan hilal awal Ramadhan. Foto: Republika/Agung Supriyanto Pemantauan hilal awal Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan apabila bulan atau hilal tidak terlihat karena tertutup awan selepas Maghrib 16 Juli 2015, maka penetapan hari Idul Fitri 2015 akan dibahas secara mendalam oleh peserta sidang isbat.

"Kalau tertutup awan, mendung tebal dan tidak bisa dilihat hilalnya maka ini yang akan dibicarakan oleh para peserta sidang," kata Menag Lukman lewat keterangan tertulis, Ahad (12/7).

Berdasarkan perhitungan astronomi atau hisab, kata dia, hilal akan ada di atas dua derajat dari cakrawala dan memungkinkan terlihat oleh mata. Kendalanya hanya cuaca yang bisa menghalangi pandangan mata untuk menyaksikannya. Jika itu terjadi maka puasa digenapkan menjadi 30 hari atau Lebaran jatuh pada 18 Juli.

"Besok seperti apa hasil isbat itu tergantung apakah 16 Juli selepas Maghrib itu ada pelaku rukyat melihat hilal atau tidak. Maka kalau nampak maka dengan sendirinya malam itu masuk 1 syawal dan besoknya (17 Juli) Idul Fitri," kata politikus PPP ini.

Menag mengatakan sidang isbat atau penetapan hari Idul Fitri 1436 Hijriah ini akan sangat bergantung dari keputusan para peserta sidang. Dia berharap akan ada kesamaan pandangan di antara peserta sidang mengenai hari 1 Syawal itu akan jatuh pada 17 Juli atau 18 Juli.

Sementara itu, Menag mengatakan sidang isbat akan dilaksanakan secara tertutup seperti saat sidang penetapan awal Ramadhan 1436 Hijriah/2015 Masehi. Sedangkan pengumuman hasil isbat akan diumumkan secara terbuka kepada publik lewat jumpa pers dengan awak media.

Terpopuler