Razia SOTR, Polisi Amankan Puluhan Remaja dan Belasan Senjata Tajam

Red: Damanhuri Zuhri

Ahad 12 Jul 2015 13:39 WIB

Sahur on the road Foto: Dok. Republika Sahur on the road

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Maraknya tawuran akibat sahur on the road (SOTR) yang meresahkan warga, jajaran Polda Metro Jaya dan Polres adakan razia. Puluhan remaja diamankan. Mereka tertangkap tangan membawa senjata tajam yang biasa digunakan untuk tawuran pascakonvoi sahur.

Razia menyasar ke semua daerah di DKI Jakarta. Razia yang dipimpin langsung Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian ini mendapati banyak remaja yang membawa berbagai jenis alat yang digunakan untuk melakukan tawuran.

Polres Jakarta Pusat yang bergerak ke kawasan Monumen Nasional (Monas) berhasil mengamankan 269 pucuk bambu, dua buah petasan, dan dua senjata tajam. Petugas pun ikut menangkap enam tersangka, serta memberikan surat tilang terhadap 52 peserta SOTR yang kedapatan membawa kendaraan tanpa legalitas.

"Sementara petugas Polres Kota Tangerang terpaksa menyita 19 sepeda motor karena terlibat balap liar, dan juga menyita 34 sepeda motor lain yang tidak membawa surat. Dalam kasus itu ada 19 tersangka balap liar," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal, Ahad (12/7).

Adapun jajaran Polres Jakarta Selatan yang menggelar razia serupa di wilayah Mampang, Pasar Minggu, Setia Budi, Kebayoran Baru, Pamulang, dan Cilandak, berhasil menangkap 19 tersangka atas kasus kepemilikan narkoba dan senjata tajam. Selain itu, disita pula 21 sepeda motor, 218 bendera dan bambu, 12 bilah senjata tajam, dan 2 paket ganja.

Sementara itu, Polres Jakarta Utara yang bergerak dari wilayah barat, seperti Kelapa Gading, Koja, dan Cilincing, serta wilayah timur yang meliputi Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan, berhasil menangkap dua tersangka peserta SOTR, berikut dua senjata tajam, 46 botol minuman keras, lima sepeda motor tanpa surat, dan memberi 10 surat tilang.

Dari hasil razia tersebut banyak remaja tanggung yang kedapatan menjadi otak dari munculnya insiden tawuran dan pengeroyokan saat SOTR berlangsung. Hal ini meresahkan warga menurut Iqbal. Niat awal hendak sahur namun kerap berujung menjadi ajang tawuran dan mabuk mabukan.

"Oleh karena itu petugas kepolisian harus mengambil tindakan yang sudah mengganggu kenyamanan dan keamanan saat ramadhan ini. Makna ibadah dengan sahur on the road seperti itu sudah banyak menyimpang," jelas Iqbal.

Terpopuler