REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sabtu (11/7) sore. KM Dobonsolo meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, menempuh jarak 245,47 mil laut ke Pelabuhan Tajung Mas Semarang. Dengan membawa penumpang 2.252 penumpang dan 816 motor.
Dengan ruang singgle class kapal ini, terlihat suasana riuh obrolan penumpang KM Dobonsolo. Mereka tampak menikmati perjalanan dengan ngobrol santai antara satu dengan yang lain. Isi obrolan itu, timbal balik menanyakan posisi kerjaan masing-masing dan tujuan kampung halamanya.
“saya turun di Semarang, tapi nanti akan lanjut pejalanan menuju Ponorogo,” kata salah satu penumpang, Hasta Putra (27 Tahun), Sabtu (11/7).
Hasta mengatakan ia baru pertama kali mudik gratis ini mnggunakan kapal. Saat itu dalam pikirannya, kata Hasta, naik kapal itu ribet, ternyata bagus dan aman.
Di tengah obrolan santai itu, Direktur PT Pelni Elfien Goentoro ditemani Kapten Kapal, Muhadu dan petugas kapal lainnya, datang. Mereka terlihat mengelilingi seluruh ruang kapal.
Dari lantai atas menuju lantai dasar untuk memantau seluruh kondisi, fasilitas, dan kenyamanan bagi penumpang. “Bagaimana kondisinya, nyaman, enak, Soal makanan bagaimana sudah cukup?” tanya Elfien.
“Alhamdulillah, enak, Pa. Nyaman. Fasilitasnya juga sudah baik. Terimakasih.” Jawab serentak sebagian penumpang di ruang lantai enam itu, Sabtu (11/7).
Ketika mengelilingi tiap sudut ruang kapal, Elfien menanyakan soal kondisi kenyamanan penumpang, dan ingin memastikan komplain penumpang. Seperti soal kebersihan toilet, makanan, dan fasilitas lainnya. Selain itu, Elfien membagikan buah tangan (oleh-oleh) untuk beberapa pemudik yang membawa anak.
Dari pantauan Republika, sejumlah penumpang merasa senang dengan pelayanan PT Pelni. Layanan yang diberikan pemerintah banjir pujian dari sejumlah penumpang, antara lain toilet bersih, dan layanan makanan, dan kenyamanan lainya.
Salah satu penumpang tujuan Purwodadi, Mulyono mengaku sangat senang dengan kenyaman di Kapal Pelni. Ia dan keluarga merasa nyaman mudik dengan naik kapal.
“Lebih baik naik kapal, aman dan tidak dipungut biaya apapun. Semoga pemerintah terus memberikan perhatian seperti ini,” kata Mulyono yang ditemani istri dan dua anaknya.
Mulyono menambahkan, perjalananya dari Pelabuhan Tanjung Mas menuju rumanya menempuh jarak sekitar dua jam. Selain itu, kata Mulyono, memilih naik kapal juga untuk menghemat biaya.
“Kalau naik bus mahal, bisa sampai Rp 300 ribu harga tiketnya. Jika naik motor dari Jakarta ke Semarang, berresiko tinggi. ''Apalagi saya membawa dua anak dan istri. Lebih baik cari aman naik kapal,” Jelasnya.