Inikah Tujuan Sebenarnya dari Zakat Fitrah?

Rep: Marniati/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 12 Jul 2015 09:26 WIB

Pembagian zakat fitrah (ilustrasi). Foto: Republika/Raisan Al Farisi Pembagian zakat fitrah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menjelang hari raya idul Fitri 1436 Hijriah, umat Islam berkewajiban untuk menunaikan zakat fitrah. Ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Didin Hafidhuddin mengatakan tujuan umat islam membayar zakat fitrah untuk menyempurnakan ibadah puasa dan memberi makan bagi fakir miskin agar tidak ada yang kelaparan saat hari raya.

"Jangan sampai ada orang yang lapar dan meminta-minta di hari raya. Zakat fitrah ini memang bersifat sangat konsumtif," ujar Didin kepada Republika, Ahad (12/7).

Karena zakat fitrah untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif maka besaran zakat fitrah yang dibayarkan oleh masyarakat sangat kecil. Selain itu, kecilnya nominal zakat fitrah dikarenakan agar semua orang tanpa memandang status sosial dan jumlah penghasilan dapat menunaikan zakat dan merasakan kenikmatan berzakat. Khususnya bagi umat islam yang menunaikan ibadah puasa. Sehingga warga miskin pun juga dapat menunaikan kewajiban zakatnya. Dengan demikian masyarakat akan menyadari bahwa kemiskinan materi yang dialami tidak disertai dengan kemiskinan rohani.

Ia melanjutkan, masyarakat bebas memilih ingin berzakat dengan uang atau beras. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari muzaki. Jika suatu tempat warganya mampu membeli beras maka masyarakat dapat berzakat dengan uang agar muzaki dapat membeli lauk pauk. Namun, jika suatu tempat dilanda kelaparan maka prioritas zakat fitrah dapat berupa beras.

Agar penyaluran zakat fitrah sesuai prioritas dan tepat sasaran, ia menyarankan agar masyarakat memberikan zakat fitrahnya melalui lembaga amil zakat atau masjid di lingkungan setempat. Dengan demikian masyarakat tidak harus memberi langsung zakat fitrahnya ke muzaki. Tetapi zakat fitrahnya akan disalurkan oleh lembaga amil kepada orang yang tepat dan benar-benar membutuhkan.

Terpopuler