REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur al-Azhar Peduli Umat (APU), Harry Rachmat memprediksi tahun ini ada sekitar Rp 100 miliar yang dibagikan para pemudik untuk sedekah di kampung halaman.

"Tidak masalah para pemudik membawa dana zakat, infak dan sedekahnya ke kampung halaman,'' ungkap Harry Rakhmat kepada Republika, Sabtu (11/7).

Menurut Harry Rakhmat, para pemudik perlu juga berkontribusi dengan dana zakat, infak dan sedekah ke kampung halaman. ''Agar ekonomi tidak hanya berputar di Jakarta,'' kata Harry Rakhmat menjelaskan.

Diakuinya, setiap tahun akan ada dana zakat, infak dan sedekah yang mengalir ke kampung halaman, menyusul mudiknya warga masyarakat yang sehari-hari bekerja di kota-kota besar, semisal Jakarta, Surabaya, Medan dan lainnya.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, Harry memperkirakan dana zakat, infak dan sedekah yang dibawa para pemudik ke kampung halaman, jumlahnya akan menurun.

''Tahun ini diperkirakan ada penurunan sekitar 20 persen jumlah dana yang mengalir ke kampung halaman untuk sedekah,'' paparnya.

Penurunan tersebut, sambung Haarry, bukan dikarenakan berkurangnya jumlah orang yang bersedekah, melainkan bekurangnya jumlah uang yang disumbangkan akibat kondisi ekonomi yang saat ini terjadi.

Selain itu, Hari Raya 1436 hijriah tahun ini bertepatan dengan masuknya tahun ajaran baru. Sehingga pemudik banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan lainnya.

Ia melanjutkan, potensi aliran zakat dan sedekah yang dibawa pemudik ke kampung halaman akan lebih produktif jika disalurkan melalui lembaga zakat di daerah tersebut. Sehingga dana yang dibagikan tidak hanya bersifat konsumtif.

Diakuinya, di beberapa daerah belum terdapat lembaga zakat yang mampu mengelola dana tersebut. Untuk itu, peran pemerintah daerah sangat diperlukan agar dana tersebut berguna untuk memajukan ekonomi masyarakat desa dengan menyediakan lembaga zakat yang dipercaya dan berintegritas.