REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Kepolisian Resor Jembrana mengimbau pemudik yang akan menyeberang meninggalkan Pulau Bali untuk mengantisipasi cuaca tak bersahabat yang berpotensi mengganggu kegiatan penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk.
Kapolres Jembrana AKBP Harry Haryadi mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Bali telah memperkirakan mendekati Lebaran akan terjadi angin kencang yang biasanya memicu gelombang tinggi di Perairan Selat Bali.
"Jika terjadi gelombang tinggi, biasanya syahbandar akan menghentikan penyeberangan dan akhirnya antrian kendaraan jauh lebih panjang," katanya kepada Republika, Jumat (10/7).
Polres Jembrana menyiapkan satu posko utama di dalam kawasan pelabuhan penyeberangan menuju Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur tersebut. Satu pos pelayanan ditempatkan di loket kendaraan. Harry mengatakan pihaknya menyiapkan lima pos pengamanan dan 51 pos pemantauan.
Polres Jembrana menyiapkan 600 petugas mulai dari perbatasan Kabupaten Tabanan hingga Pelabuhan Gilimanuk. Khusus 281 personel disiagakan di pelabuhan utama Bali tersebut.
Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, I Wayan Suardana mengatakan mendekati Lebaran akan terjadi gelombang tinggi mencapai dua meter di wilayah utara Bali. Hasil pengamatan di posko BMKG menunjukkan terjadi perubahan cuaca yang perlu diwaspadai pemudik.
"Gelombang tinggi tiga hari ke depan juga terjadi di selatan Samudera Indonesia. Di Selat Bali, tinggi gelombang diperkirakan 2,5-3 meter," ujarnya.
Angin kencang dan gelombang tinggi mendekati Lebaran, kata Suardana ditandai angin kencang yang berasal dari timur. Gelombang tinggi tersebut tidak terjadi terus menerus, melainkan siang hingga sore hari, bergantung kondisi atmosfer.