REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi kesehatan olahraga dr Wishnu Hidayat SpKO mengatakan pelaksanaan ibadah puasa sebaiknya tidak sampai mengubah rutinitas berolahraga yang sudah biasa dilakukan.
"Orang-orang yang sudah rutin berolahraga, di bulan puasa ini jangan setop kebiasaan tersebut," kata Wishnu Hidayat di Jakarta, Kamis (9/7).
Kendati demikian, menurutnya jumlah aktivitas olahraga bisa diturunkan ketika sedang berpuasa. Ia menuturkan bahwa tidak ada jenis olahraga yang dilarang selama menjalankan puasa. Hanya frekuensi dan intensitasnya yang perlu dikurangi.
Selain itu pengaturan waktu olahraga juga penting ketika berpuasa. Dia mencontohkan olahraga bisa dilakukan ketika jelang berbuka puasa ataupun usai berbuka puasa. Ini menurutnya penting agar tubuh tidak mengalami dehidrasi terlalu lama.
Wishnu menyoroti soal pemilihan tempat. Ketika berpuasa, lebih baik memilih lingkungan di dalam ruangan sebagai tempat berolahraga.
"Karena suhu ruangan indoor lebih adem. Berbeda dengan di outdoor, ketika hawa panas, tubuh akan lebih cepat mengalami dehidrasi," katanya.
Dia mengajak masyarakat untuk membudayakan berolahraga guna memelihara kesehatan.
Menurutnya kebutuhan seseorang untuk berolahraga adalah olahraga aerobik dengan frekuensi 5X seminggu, latihan beban 3X seminggu dan yoga 3X seminggu, dengan durasi olahraga 30 - 60 menit dalam satu kali latihan.
Kebutuhan olahraga ideal tersebut memang dinilainya cukup sulit dilakukan oleh masyarakat perkotaan dewasa ini yang cukup sibuk. Wishnu merekomendasikan frekuensi minimal untuk melakukan olahraga yang seharusnya dicukupi setiap orang.
"Olahraga minimal 3 kali seminggu. Itu minimalnya ya, belum mencapai tahap ideal. Olahraga sangat penting dilakukan. Olahraga adalah investasi kesehatan," kata dia.