Ajak Tamu Berbuka Puasa, Hotel di Malaysia Diprotes

Rep: C38/ Red: Ilham

Kamis 09 Jul 2015 21:55 WIB

Kuala Lumpur, Malaysia Foto: AP Kuala Lumpur, Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, SARAWAK -- Sebuah jaringan hotel di Malaysia menghadapi protes setelah meminta para tamu ikut berbuka untuk menghormati orang-orang yang berbuka puasa. Mereka dipaksa untuk menghapus peraturan tersebut menyusul datangnya sejumlah keluhan.

“Pemberitahuan itu hanya sebuah nasihat dan saran. Tidak wajib untuk diikuti,” kata wakil manajer umum dan direktur Sarawak Economic Development Corporation SEDC, Edwin Abit, dilansir Onislam.net, Kamis (9/7).

Ia menambahkan, pengunjung bisa makan setiap kali mereka mau. Hanya saja, dalam suasana sebagian besar tamu berbuka puasa, ia merasa tepat jika tamu lain dapat bergabung dan makan pada waktu yang sama.

Kontroversi berbau agama tersebut mencuat pekan lalu ketika dua hotel terkenal di Sarawak, Grand Margherita dan Riverside Majestic memasang sebuah tanda yang mengajak para tamu untuk makan bersama Muslim. “Untuk menghormati, selama bulan Ramadhan, semua tamu disarankan untuk makan pada saat yang sama dengan para tamu Muslim berbuka puasa,” demikian bunyi tulisan tersebut.

Sejumlah tamu non-Muslim kemudian memotret banner Ramadhan tersebut dan membagikannya di media sosial. Foto itu beredar di dunia maya dengan berbagai komentar anti-Muslim.

Meski pihak hotel telah menghapus tanda tersebut awal pekan ini, manajer Umum SEDC menilainya tidak melakukan provokatif dan opsional. Pandangan serupa juga dikemukakan kepala Sarawak Tourism Federation, Philip Yong. Ia membela hak hotel untuk menunjukkan rasa hormat terhadap umat Islam yang berpuasa.

Muslim Melayu mencapai sekitar 60 persen dari 26 juta penduduk Malaysia, sementara Kristen sekitar 9,1 persen. Selain itu, Malaysia juga menjadi tuan rumah para pemeluk Buddha, Hindu, dan beberapa agama tradisional China lainnya.

Terpopuler