Aksa Mahmud Mengejar Lailatul Qadar di Masjidil Haram (bag 2)

Red: Irwan Kelana

Rabu 08 Jul 2015 21:25 WIB

Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa H M Aksa Mahmud Foto: Irwan Kelana/Republika Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa H M Aksa Mahmud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) H M Aksa Mahmud dan istrinya selalu memilih umrah 10 hari terakhir Ramadhan, dan kembali ke Tanah Air satu hari menjelang Idul Fitri. Hal itu karena momentum tersebut sangat spesial. “Di Makkah dan Madinah, 10 hari terakhir Ramadhan, masyarakat berbondong-bondong I’tikaf di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi. Suasana penuh sesak, karena masyarakat tidak mau melewatkan kesempatan berharga tersebut,” ujar Aksa.

Sudah barang tentu, kata Aksa, hal yang paling ditunggu-tunggu pada I’tikaf 10 malam terakhir di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi adalah Lailatul Qadar. “Karena itu, kalau kita perhatikan suasana di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi pada 10 malam terakhir Ramadhan ramainya tidak kalah dengan musim haji,” ujarnya.

Namun sejak menjadi Ketua Dewan Pengurus MASK enam tahun silam, Aksa mengubah jadwal umrahnya pada 10 hari kedua Ramadhan. Hal itu dengan pertimbangan agar pada I’tikaf 10 malam terakhir Ramadhan di MASK, ia berada di Indonesia dan bersama-sama pengurus lainnya melayani jamaah yang beritikaf di MASK.

Tahun ini Aksa sengaja berangkat umrah beberapa hari sebelum Ramadhan. Namun ternyata seperti ada yang kurang. “Rasanya saya seperti punya utang kalau tidak umrah pada bulan Ramadhan,” tuturnya.

Aksa merasa bersyukur, pada kepengurusan MASK priode kedua ini (2015-2020), ia didampingi tim yang semakin solid. Ia yakin mereka bisa diandalkan untuk melayani jamaah melaksanakan berbagai kegiatan Ramadhan di MASK. “Karena itu, tahun ini saya kembali melakukan umrah pada 10 hari terakhir Ramadhan, dan mengejar Lailatul Qadar di Masjidil Haram,” paparnya.