REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Yayat Supriyatna menilai banyaknya pemudik menggunakan sepeda motor ke kampung halamannya bukan hanya ingin menghemat biaya, tapi juga menjadi simbol status sosial.
"Dengan membawa sepeda motor ke kampung halaman, maka pemudik dapat lebih mudah berkunjung ke rumah sanak keluarga sekaligus menunjukkan status sosialnya," kata Yayat pada diskusi "Kesiapan Transportasi Jelang Arus Mudik" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Rabu (8/7).
Pengajar pada Universitas Trisakti Jakarta ini menjelaskan, dalam paradigma masyarakat Indonesia, mudik itu ritual kultural tahunan, yakni momentum mengunjungi orang tua dan sanak keluarga untuk saling meminta maaf dan bersilaturrahim.
Karena itu, menjelang Idul Fitri arus mudik ke kampung halaman membludak tapi masyarakat tetap ingin mudik. Menurut dia, sepeda motor sebenarnya bukan moda transportasi jarak jauh atau termasuk kendaraan untuk mudik. Menggunakan sepeda motor dalam jarak jauh berrisiko mengalami kecelakaan cukup tinggi.
"Menggunakan sepeda motor dalam jarak jauh, maka pemotor akan mengalami kelelahan sehingga konsentrasi dan daya tahan fisiknya menurun," katanya.