Waspadai Potensi Highway Hypnosis di Cipali

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Yudha Manggala P Putra

Rabu 08 Jul 2015 19:52 WIB

Kendaraan melintasi Ruas Jalan Tol Cipali yang belum terpasang penerangan jalan umum, Jawa Barat, Jumat (26/6).   (Republika/Raisan Al Farisi) Foto: Republika/Raisan Al Farisi Kendaraan melintasi Ruas Jalan Tol Cipali yang belum terpasang penerangan jalan umum, Jawa Barat, Jumat (26/6). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) memiliki jalan yang cenderung lurus di sepanjang ruas tersebut. Jika tidak disikapi dengan bijak, kondisi ini dapat membahayakan bagi pengguna jalan Tol Cipali.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, kondisi jalan lurus dan monoton berpotensi menimbulkan highway hypnosis.

Highyway hypnosis dapat muncul karena pengemudi berkendara pada jalan yang monoton dengan kecepatan konstan secara terus menerus.

“Gejala ini muncul karena pengemudi terlena,” katanya kepada Republika, Rabu (8/7). Indikasi munculnya gejala ini adalah mulai berkurangnya fokus pengemudi terhadap kondisi jalan. Bahkan, lanjut Jusri, gejala ini dapat berlanjut pada pengemudi yang melamun atau day dreaming.

Ia mengatakan, kondisi jalan di Tol Cipali sangat berpotensi memicu timbulnya highway hypnosis. Oleh karena itu, ia mengimbau agar pengemudi dapat mencegah gejala itu dengan melakukan beberapa langkah.

Salah satunya adalah dengan melakukan stimulan. Mulai dari melakukan stretching ringan, memantau kaca spion secara periodik serta mendengarkan musik. Melakukan obrolan ringan dengan penumpang di dalam mobil juga merupakan langkah yang bisa dilakukan. “Stimulan mutlak diperlukan agar pengemudi tidak terlarut dalam kondisi jalan yang monoton,” ujar dia.

Penumpang harus berperan

Saat pengemudi mulai terlihat letih, penumpang juga harus mengambil peranan. Jusri mengatakan, hal itu perlu dilakukan demi keselamatan bersama.

“Penumpang harus peka terhadap kondisi pengemudi,” ucapnya. Kepekaan itu dapat dilakukan dengan memulai obrolan ringan atau merekomendasikan pengemudi untuk segera beristirahat.

Menurutnya, jika pengemudi sudah menunjukan tanda-tanda keletihan, maka penumpang harus berperan untuk mengingatkan pengemudi. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat mengetahui indikasi-indikasi bahwa pengemudi sudah mulai merasa letih.

Indikasi itu diantaranya adalah karakter mengemudi yang tidak stabil. Mulai dari cara memilih lajur yang tidak akurat, pengereman atau perpindahan transmisi yang kurang soft serta menekan pedal gas yang tidak konsisten.

“Kelelahan juga terlihat dari pengemudi yang mulai unconscious,” ujar dia. Gejala unconscious terjadi saat pengemudi perlahan-lahan mengurangi tekanan pedala gas secara tidak sadar. Gejala itu juga dapat terlihat dari pengemudi yang secara tidak sadar mulai keluar dari lajurnya.

Jika gejala itu mulai muncul, maka penumpang diimbau untuk segera mengingatkan pengemudi. Jika perlu, penumpang dapat merekomendasikan pengemudi untuk segera beristirahat.

Terpopuler