REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada begitu banyak hal yang berharga selama Ramadhan. Salah satunya adalah Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan atau 81 tahun lebih.
Kapan tepatnya datangnya Lailatul Qadar, Allah merahasiakannya. Yang jelas, menurut beberapa hadis Rasulullah SAW, Lailatul Qadar turun pada malam ganjil. Jadi, bisa malam 21, 23, 25, 27 atau 29. Karena itu, langkah terbaik adalah berjaga menyambutnya selama 10 malam terakhir Ramadhan.
Terkait hal tersebut, sejumlah masjid besar atau masjid raya di Indonesia menggelar I’tikaf selama 10 alam terakhir Ramadhan. Salah satunya adalah Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
“Masjid Agung Sunda Kelapa setiap tahun selalu mengadakan i’tikaf mulai malam tanggal 21 Ramadhan sampai akhir Ramadhan,” kata Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) H M Aksa Mahmud kepada Republika di sela acara I’tikaf di MASK, Rabu (8/7) dini hari.
Ia menjelaskan, rangkaian acara i’tikaf itu terdiri dari tadarus Alquran, ceramah, qiyamullail berjamaah, dilanjutkan makan sahur bersama, kemudian shalat Shubuh berjamah. “I’tikaf selama 10 malam terakhir Ramadhan ini merupakan upaya MASK memfasilitasi jamaah untuk bersama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, dan terutama sekali mengejar Lailatul Qadar,” ujar Aksa.
Ibadah utama dalam rangkaian i’tikaf itu adalah qiyamullail yang terdiri dari delapan rakaat shalat Tahajud dan tiga rakaat shalat Witir disertai doa qunut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pun MASK mengundang imam dari Madinah untuk memimpin shalat Tarawih dan qiyamullail. “Pada I’tikaf Ramadhan 1436 H, MASK mendatangkan dua imam dari Madinah, yakni Syekh Essam Almizjaji dan Syekh Abdulaziz Aloreqi,” ungkapnya.