Melatih Anak Berpuasa Panjang di Inggris (2-Habis)

Red: Indira Rezkisari

Rabu 08 Jul 2015 11:46 WIB

Anak puasa Foto: Republika/Prayogi Anak puasa

REPUBLIKA.CO.ID, Jadwal yang dibuat orang tua Luqyan Tamanni dan Murniati Mukhlisin untuk putri dan kedua putranya ini menentukan apakah mereka akan dapat cepat beradaptasi. Mereka menuturkan bahwa anak-anak pada awalnya merasakan berat namun setelah terbiasa puasa panjang dianggap aktivitas yang mengasyikkan.

Dimulai pukul 02.00 pagi dilanjutkan dengan Subuh pukul 02.45 kemudian mereka tidur sekitar pukul 03.15. Karena sekolah pukul 09.00 maka anak-anak harus bangun pukul 08.30 kemudian kami pergi ke kampus, tutur Luqyan, sang ayah yang sedang menjalankan studi S3 di University of Glasgow.

Sepulangnya dari sekolah, anak-anak kami ingatkan untuk Sholat Zuhur dan kemudian tidur hingga waktu Ashar pukul 19.30, ketika di Indonesia sudah memasuki saat Shalat Tarawih. Setelah dari masjid mereka diperbolehkan bermain hingga waktu berbuka puasa ketika waktu Maghrib tiba yaitu pukul 22.15, ketika orang-orang di Indonesia umumnya sudah mulai beranjak ke pembaringan.

Setelah Shalat Maghrib dan berbuka puasa, umat minoritas di Inggris itu bersama-sama pergi ke masjid tidak jauh dari rumah untuk Shalat Tarawih yang dimulai pukul 23.15.

"Biasanya kami selesai Sholat Tarawih pukul 00.15 dan langsung pulang ke rumah, membaca Al Quran, mengadakan kajian ke-Islaman, bermain games atau mengerjakan PR sekolah sambil menunggu waktu Sahur pukul 2.00," ujarnya.

Begitu rutinitas setiap hari yang dilakukan keluarga Luqyan selama bulan suci Ramadhan di negeri orang tersebut. "Namun terkadang ada sedikit perubahan, misalnya jika kami diundang berbuka puasa di tempat lain, Shalat Tarawih dilakukan di tempat tuan rumah juga," tambahnya.

Sebagian sekolah memberikan surat edaran kepada orang tua agar tidak menganjurkan anak-anak untuk berpuasa karena beberapa kekhawatiran salah satunya adalah menjurus ke penganiayaan anak. Natalie, seorang dosen di London menyampaikan rasa prihatin jika anak-anak diminta berpuasa apalagi sampai tidak minum air sama sekali.

"Kami menjelaskan bahwa anak-anak dilatih bertahap, dari mulai beberapa jam, setengah hari dan dilakukan dari tahun ke tahun termasuk juga dilatih puasa sunah," ujar Murniati.

Jika mereka tidak sanggup diperbolehkan untuk makan atau minum dan kemudian dilanjutkan puasanya lagi atau boleh saja berhenti karena mereka belum termasuk wajib untuk menjalankannya jika belum masuk usia balikh (pubertas).

Biasanya anak-anak diberikan semacam penghargaan atau meminta sesuatu yang diinginkan setimpal dengan berapa hari puasa yang dilakukan tapi untuk tahun ini mereka tidak minta apa-apa, ujar Murniati.

Terpopuler