REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Sebagian besar muslim di berbagai negara melaksanakan iktikaf selama sepuluh hari terakhir Ramadhan. Tidak demikian halnya dengan Turki. Muslim di negara ini hanya melaksanakan iktikaf pada malam Kadar Gecesi.
“Iktikaf di Turki hanya sekali selama 10 hari terakhir Ramadhan. Kadar Gecesi (malam Lailatul Qadr) ini sudah ditentukan waktunya oleh Kementerian Agama Turki,” tutur Agung Nurwijoyo, salah satu mahasiswa Indonesia di Turki kepada Republika, Selasa (7/7).
Agung sudah 1,5 tahun berada di Turki. Ia tengah mengambil S2 Studi Kawasan Timur Tengah di Ankara. Tahun ini, ia menghabiskan Ramadhan sebulan penuh di negeri warisan dinasti Utsmani atau Ottoman tersebut.
Agung mengatakan, Kadar Gecesi tahun ini jatuh pada malam 23 Ramadhan. Setiap tahun berbeda-beda waktunya, tapi tetap pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Menurutnya, ini sudah menjadi ketetapan Kementrian Agama Turki dan diterima oleh masyarakat luas.
Pada malam yang telah ditetapkan, kisah Agung, masyarakat Turki beramai-ramai memenuhi masjid yang telah ditunjuk oleh Kementrian Agama Turki. “Atau bahkan sangat ramai karena masyarakat Turki datang membawa keluarga mereka ke masjid-masjid. Tapi, di luar itu tidak ada lagi momen iktikaf. Masjid-masjid ditutup selepas shalat tarawih,” imbuhnya.
Sama seperti kebanyakan negara lain, Ramadhan di Turki dimulai pada 18 Juni lalu. Rentang waktu puasa di negara itu sekitar 17 jam sehari. Adzan subuh berkumandang sekitar jam tiga dini hari, sedangkan maghrib baru jatuh sekitar jam 8 malam.