Ini Batas Kecepatan Kendaraan Aman Saat Mudik

Rep: C30/ Red: Ilham

Selasa 07 Jul 2015 22:27 WIB

Petugas mengamankan jalur mudik di Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (25/6).  (foto : Septianjar Muharam) Petugas mengamankan jalur mudik di Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (25/6). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen lebaran adalah satu-satunya yang tidak boleh dilewatkan setiap tahun. Berjumpa dengan sanak keluarga di kampung halaman, sering kali memacu emosi untuk segera sampai pada tempat tujuan.

“Orang cederung untuk menambah kecepatan di jalanan lenggang,” ujar Pengamat Otomotif Suhari Sargo, Selasa (7/7).

Menurut Sargo, ada batas kecepatan yang paling efisien, hemat bahan bakar, dan juga aman dalam berkendara. Tentu itu bisa terjadi apabila masyarakat mematuhi batas kecepatan di dalam kota sekitar 30 kilometer per jam dan di luar kota 80-85 kilometer per jam.

Dalam kacamata Sargo, Orang seringkali melupakan hal itu. Karena mobil yang kuat, injakan gas penuh dan pakem, lantas bisa ngebut, membuat mereka lupa posisi dan tidak mawas jalanan. Padahal, sudah jelas kendaraan yang terlalu cepat melaju sangat rawan dengan kecelakaan.

Menurut Sargo, orang kadang memacu kendaraannya hingga 140 kilometer per jam melihat jalanan lenggang. Padahal, kecepatan di atas 100 kilometer per jam saja sudah berada pada titik khawatir. Hal ini tidak bisa berubah secara cepat, untuk itu menurut Sargo, perlu dibangunnya suatu kebiasaan berkendara yang baik.

“Apalagi kalau melihat kendaraan bermotor, lihat jalan lowong langsung tancap gas, kabur, itukan bahaya,” ujar Sargo penuh prihatin.

Kendaraan terutama motor, menurutnya sering kali menyerobot jalan dan ini sangat membahayakan. Bahaya bukan saja bagi yang ngebut, tapi juga bagi pengguna jalan yang lain.

Pada mudik beberapa tahun sebelumnya, ada pengendara motor yang mudik dan mambawa balita dan barang bawaan. Karena angin kencang saat berkendara di motor, anaknya ditutupi kain selama perjalanan. “Dia tidak tahu anaknya kekurangan oksigen, dikira tidur ternyata sudah tidak bernapas,” ujar Sargo.

Miris melihat hal seperti itu. Sargo menghimbau, supaya masyarakat yang tidak memiliki mobil pribadi, namun memiliki anak yang masih kecil untuk tidak nekat mudik menggunakan motor. Lebih baik pesan tiket bus atau kereta, itu jauh lebih aman. “Kalau motornya mau dibawa, pisahkan saja di kereta atau di mana, memang sih akan nambah duit, tapi kan untuk kesehatan dan keselamatan,” ujar Sargo.

Terpopuler